Anies Baswedan Jelaskan Pelanggaran Pakem Batik jadi Baju, Dorong Ubah Kebiasaan Jadi Terobosan
Anies Baswedan kembali menjadi sorotan setelah videonya yang berbicara soal pelanggaran pakem asal mula batik digunakan menjadi baju, viral di medsos.
Editor: Wahyu Aji
Mereka berasal dari berbagai kalangan, mulai mahasiswa, dosen, hingga professor.
Anies Baswedan tiba dari Bandara dikawal mobil patwal ke kampus Pascasarjana UMI, Jl Urip Sumoharjo, Makassar.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu tiba menggunakan mobil Alphard hitam yang dibalut stiker Nasdem dan Anies Baswedan.
Anies didampingi Sekretaris DPW Nasdem Sulsel Syaharuddin Alrif di dalam mobil.
Saat tiba, Anies Baswedan langsung disambut dengan meriah teriakan Presiden 2024.
Sebelum masuk ke lokasi acara, Anies Baswedan dipasangkan kalung bunga dan songkok recca oleh birokrat UMI.
Setelah pemasangan kalung bunga dan songkok recca, Anies masuk ke gedung Pascasarjana UMI. Lalu masuk ke acara di bawah tenda.
Ia duduk di meja depan didampingi Syaharuddin Alrif.
Baca juga: Ditanya Alasan Tak Pernah Undang Anies Baswedan, Najwa Shihab: Gue Bukan KPK atau Polisi
Sebelum membawakan kuliah pakar, terlebih dulu panitia memperkenalkan sejarah UMI melalui tampilan video profil UMI.
Direktur Pascasarjana UMI Sukiman Rahman mewakili Rektor UMI menyambut Anies Baswedan.
Ia mengatakan setiap tahun UMI mengadakan kuliah pakar dari tokoh. Dan hari ini tokohnya adalah mantan Menteri Pendidikan Anies Baswedan.
Sukiman menyebutkan UMI butuh inspirasi dari Anies Baswedan mulai dari Rektor Universitas Paramadina, kemudian menjadi Menteri Pendidikan hingga menjadi Gubernur DKI Jakarta.
"Tentu kami juga ingin mendapat inspirasi. Apalagi pak Anies memiliki banyak pengalaman," katanya.
"Insya Allah Indonesia sehat, Pak Anies sehat," Sukiman menambahkan.
Sementara itu Anies Baswedan mengawali memberikan kuliah umum dengan meneriakkan ewako.
Ia menyebutkan Makassar adalah kota para pemberani.
Anies kemudian menjelaskan terkait tema penguatan pendidikan merespon Krisi global.
Menurutnya, UMI sebagai institusi pastinya sudah memahami dengan baik bagaimana cara memberi penguatan pada pendidikan.
"Temanya ini seperti saya menggarami air laut," kata Anies.
Anies mengartikan krisis menjadi dua hal. Bisa sebagai masalah dan juga peluang.
"Krisis jangan pandang sebagai masalah tapi ekuivalen perubahan yang dipercepat," katanya.
Anies Baswedan banyak menjelaskan tentang dunia pendidikan. Menurutnya sangat banyak ketimpangan di Jakarta ataupun di Jawa dengan di Indonesia Timur.
"Masalah kita saat ini ketimpangan antara kota dan desa. Ketimpangan antara Jakarta dan luar Jakarta, ketimpangan Jawa dan luar Jawa," katanya.
Menurutnya, ketimpangan terjadi karena pendidikan di Pulau Jawa dengan luar Jawa sangat jauh dari segi jumlah dan kualitas.
"Hal ini terjadi karena ketimpangan dalam dunia pendidikan. Di luar Jawa pendidikan minim. Kedepan kita butuh keseriusan dalam pendidikan," ujarnya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.