5 Peserta Aksi Mogok Makan di Kantor Komnas HAM Tumbang, Dokter: Tidak Bisa Melanjutkan Aksi
Lima orang peserta aksi mogok makan harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lanjutan.
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Erik S
Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak lima dari 16 peserta aksi mogok makan yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Anti Mafia Tambang (AMANAT) tumbang dan harus dibawa ke rumah sakit.
Diketahui, aksi mogok makan itu digelar di Komnas HAM dan sudah dilakukan sejak Selasa (13/12/2022).
Baca juga: Dukung Aksi Mahasiswa, BEM UBK Datangi Tenda Aksi Mogok Makan di Komnas HAM
Aksi mogok makan ini dilakukan oleh warga Sumbawa Barat yang menjadi korban perusahaan tambang emas dan tembaga PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).
Tim dokter dari Rumah Sakit (RS) Pena 98, Rudolf Usmany mengatakan, ada lima orang peserta aksi mogok makan harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lanjutan.
"Kami merasa bahwa sesuai dengan kondisi saat ini tidak bisa melanjutkan aksi dan ini terkait kondisi potensial ancaman jiwa sehingga kami mengambil inisiatif secara medis untuk membawa kelima sahabat kami ini ke RS Pena 98 di Kabupaten Bogor (Jawa Barat)," kata Rudolf saat ditemui, di Kantor Komnas HAM, Minggu (18/12/2022).
Selanjutnya, Rudolf menyampaikan, sebanyak 11 massa aksi lainnya dalam kondisi for the line atau tidak bisa dikatakan baik atau tidak.
Meski begitu, kata Rudolf, 11 orang itu masih bisa melanjutkan aksi namun tetap akan dimonitor secara berkala.
Baca juga: Kondisi Nikita Mirzani di Tahanan, Mogok Makan dan Alami Sembelit
Lebih lanjut, Rudolf menjelaskan pihaknya melakukan beberapa pemeriksaan fisik dan gula darah kepada kelima orang yang dilarikan ke RS.
Adapun menurutnya, untuk pemeriksaan fisik dilakukan dengan mengecek tanda-tanda vital. Diantaranya seperti tekanan darah, nadi, dan suhu tubuh.
"Yang kami pantau dari buang air kecilnya ada yang kemarin terakhir, ada yang hari ini, pagi dini hari. Jadi kami melihat sudah ada tanda-tanda dehidrasi," ucap Rudolf.
Rudolf mengatakan, ada salah satu massa aksi yang tidak sanggup berjalan, bahkan harus diangkat ke mobil ambulans menggunakan ranjang.
Menurutnya, kondisi tersebut disebabkan karena kurangnya asupan gula ke tubuh.
Sementara itu, Humas AMANAT Yudi Prayudi menegaskan, pihaknya masih menuntut Komnas HAM untuk memeriksa dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) kepada para korban.
Baca juga: Menderita Stres, Anak di Sulut Bakar Rumah Ibunya, Ancam Mogok Makan jika Dilaporkan ke Polisi
Kata Yudi, PT AMNT menerapkan sistem kerja yang tidak manusiawi, yakni roster kerja 8-2-2 (kerja 8 minggu, istirahat 2 minggu, dan sisanya karantina selama 2 minggu).
"Pihak Komnas HAM sudah mengirimkan surat kepada pihak AMNT, tetapi belum ada balasan atau tanggapan. Kami juga berharap Komnas HAM menurunkan tim investigasi," ujar Yudi.
Meski ada beberapa peserta aksi yang tumbang dan harus dilarikan ke RS, Yudi menegaskan AMANAT akan terus melanjutkan aksi mogok makan ini.
Baca juga: Bareskrim Bakal Segera Limpahkan Berkas Perkara Tambang Ilegal Ismail Bolong ke Kejaksaan
Ia belum menjelaskan lebih lanjut perihal tenggat waktu aksi.
"Tetap melanjutkan aksi sampai kita mendapat respons yang baik," kata Yudi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.