Pengamat: NasDem Bakal Dapat Simpati dari Publik Jika Para Menterinya Direshuffle
Kesan Presiden Jokowi mendzolimi Partai NasDem bisa saja tidak terjadi, jika partai tersebut tetap mendapatkan kursi di kementerian.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik Adi Prayitno menilai, isu reshuffle pada kabinet kerja Joko Widodo - Ma'ruf Amin kali ini berpotensi menyasar para kader Partai NasDem yang duduk sebagai menteri.
Seperti diketahui, ketiga nama menteri dari NasDem yakni Menkominfo Johnny G Plate, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar dikabarkan menjadi sosok menteri yang bakal direshuffle.
Namun, jika memang reshuffle itu benar terjadi dan menteri yang dilengserkan dari Partai NasDem, bukan tidak mungkin kata Adi, partai pimpinan Surya Paloh itu bakal mendapat simpati dari publik secara luas.
"Kalau yang direshuffle hanya NasDem dan jatah kursi menterinya dikurangi atau dihabisi, NasDem akan mendapatkan simpati luas publik," kata Adi saat dimintai tanggapannya, Minggu (25/12/2022).
Hal itu didasari karena menurut Adi, publik akan menilai kalau Partai NasDem sudah didzolimi karena hingga sejauh ini Surya Paloh jajarannya sudah bekerja bersama pemerintah.
"NasDem terlihat didholimi dan disingkarkan karena alasan politik bukan kinerja. Sebab loyalitas NasDem ke Jokowi sampai saat ini tak pernah berubah," kata dia.
Baca juga: Elite Nasdem Tanggapi Djarot soal Reshuffle Kabinet: Evaluasi Menteri Bukan Kerjaan PDIP
Kesan Presiden Jokowi mendzolimi Partai NasDem bisa saja tidak terjadi, jika partai tersebut tetap mendapatkan kursi di kementerian.
Dalam artian lain, apabila reshuffle itu benar terjadi dan menteri yang dilengserkan dari NasDem, sejatinya Presiden Jokowi kembali menunjuk kader NasDem untuk menggantikan menteri sebelumnya.
"Tapi beda ceritanya jika NasDem direshuffle dan menteri penggantinya diberikan ke (partai) yang lain, maka kesan didholimi dan dikeluarkan dari koalisi cukup kentara," kata Adi.
Namun dampak baiknya bagi NasDem, kondisi tersebut bisa dimanfaatkan untuk memperoleh banyak simpati dari masyarakat terlebih dalam menyongsong Pemilu mendatang.
"Momen ini akan dikapitalisasi oleh NasDem sebagai bahan kampanye politik mendulang simpati publik," kata dia.
Sebelumnya, Isu kocok ulang atau reshuffle menteri oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) kembali berhembus belakangan ini.
Menyikapi isu tersebut, Pengamat Politik Adi Prayitno menyatakan, kemungkinan reshuffle kali ini bisa saja terjadi, sebab hal tersebut merupakan hak prerogatif dari seorang presiden.