11 Poin Penting Hasil Tes Psikologis Bharada E: Cenderung Patuh, Terbukti Jujur, Alami Hipomania
Psikolog Klinis, Liza Marielly Djaprie, membeberkan hasil tes psikolog Bharada E.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Daryono
"Kepatuhan lebih kepada menggunakan unsur kekuatan karena kita takut, karena kita cemas, karena kita khawatir, makanya kita patuh. Jadi itu bentuk kepatuhan dlm bentuk psikologi," tambahnya.
8. Sempat down setelah rekonstruksi
Saat menjalani pemeriksaan pasca-rekonstruksi kasus Brigadir J pada 30 Agustus 2022, kondisi Bharada E sempat down secara psikologis.
"Menurut pengamatan observasi saya, sempat mengalami down sedikit setelah rekonstruksi," ungkap Liza.
Untuk memulihkan kondisi Bharada E, tim psikolog berusaha melakukan terapi untuk memperlancar proses asesmen berikutnya.
"Kita kembali melakukan terapi untuk membantu dia lebih rileks," ujar Liza.
Baca juga: Ahli sebut Ketenangan Bharada E Meningkat usai Didampingi LPSK: Awalnya Cemas & Hanya Mainin Tangan
9. Jujur soal kematian Brigadir J
Liza membeberkan hasil tes Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) yang dijalani Bharada E dan orang tuanya.
Tes MMPI ini biasa dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas hasil asesmen.
Berdasarkan hasil tes MMPI, Bharada E berkata jujur soal kematian Brigadir J.
Bahkan, kata Liza, hasil asesmen Bharada E bisa dipertanggungjawabkan.
"Dan semua berada pada hasil yang baik, dalam arti Richard berkata dengan jujur, hasil hasil asesmennya dia bisa dipertanggungjawabkan," kata Liza.
Diketahui, Bharada E juga melakukan pemeriksaan anamnesa selain tes MMPI.
Sementara itu, orang tua Bharada E menjalani pemeriksaan alloanamnesa.
Hasilnya, Bharada E dan orang tuanya dinyatakan jujur.
"Dari hasil wawancara tersebut, hasil observasi, semua ada tanda-tanda yang menunjukkan ada tingkat kejujuran yang cukup tinggi," ucapnya.
10. Bharada E alami hipomania
Rasa cemas dan takut yang dialami Bharada E saat pertama kali bertemu Liza, kini berubah menjadi hipomania.
Liza menerangkan, hipomania adalah kondisi dimana seseorang tampak sangat berenergi dan bersemangat dibanding biasanya.
"Ini kemudian emosi takut ini tertransformasi menjadi ada kecenderungan hipomania," ungkap Liza.
"Jadi setelah takut, sepertinya kemudian Richard Eliezer itu memutuskan untuk Oke saya harus melakukan sesuatu atas kondisi ini," jelasnya.
Kendati demikian, di balik kondisi hipomanianya, Bharada E masih merasa cemas.
Ia berusaha menutupi kecemasan itu dengan bersikap semangat.
"Jadi mekanisme diri. Sebenarnya di dalam dia masih cemas," tandasnya.
Mekanisme Asesmen Psikologi Bharada E
Proses wawancara dan observasi terhadap Bharada E dilakukan sendiri oleh Liza.
Namun, data wawancara dan observasi dianalisis oleh dua koleganya yang tak kenal Bharada E.
Bahkan keduanya tak diberi tahu, asesmen itu merupakan milik Bharada E.
"Saya tidak katakan bahwa ini data milik Richard Eliezer. Saya hanya menulis R saja. kemudian hanya usia, jenis kelamin, sama pendidikan," ujar Liza.
Kemudian dari hasil analisis yang dilakukan kedua koleganya, Liza menyusun laporan yang diintegrasikan menjadi satu.
"Saya integrasikan menjadi satu. Tapi kata per kata yang tertulis di dalam laporan saya, semua dari hasil lahan dua kolega tersebut," katanya.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Rina Ayu Panca Rini/Ashri Fadilla/Abdi Ryanda Shakti, Kompas.com/Irfan Kamil)