Mengenang 18 Tahun Tsunami Aceh, Ini Daftar Kejadian Aneh dan Menarik saat Tsunami Aceh
Setelah 18 tahum tsunami Aceh berlalu, berikut daftar kejadian menarik dan aneh saat tsunami Aceh 26 Desember 2004 silam.
Penulis: Lanny Latifah
Editor: Pravitri Retno W
Bukti besarnya tsunami yang menelan ratusan ribu jiwa ini masih bisa disaksikan di Masjid Al-Tsunami.
Salah satu buktinya yakni berpindahnya sebuah kubah masjid seberat 80 ton.
Kubah yang kini dikenal dengan nama Masjid Al-Tsunami ini dulunya merupakan Kubah Masjid Jami' yang berada di Desa Lamteungoh, Peukan Bada, Aceh Besar atau sekitar 2,5 kilometer dari Desa Gurah.
Besarnya ombak menghancurkan semua isi masjid, kecuali kubahnya.
Kubah itu terbawa arus gelombang sejauh 2,5 kilometer dan terdampar di tengah sawah, di pinggiran bukit Desa Gurah.
Kubah ini juga disebut sebagai kapal penyelamat, karena banyak orang selamat dengan naik ke atas kubah saat tsunami menerjang.
Awal kubah ditemukan, warga juga menemukan beberapa kitab suci Al-Quran yang telah terendam gelombang tsunami di lokasi kubah.
Saat ini Al-Quran yang telah hancur itu disatukan dalam sebuah wadah kaca.
Kubah Masjid Al-Tsunami kini menjadi salah satu destinasi wisata di Aceh.
5. Terseretnya PLTD Apung ke daratan
Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung merupakan saksi bisu dari dahsyatnya bencana tsunami Aceh pada 2004, silam.
PLTD Apung milik PLN seberat 200 ton (225 ton termasuk BBM) terhempas dari tambatannya di komplek dermaga Ulelheu Banda Aceh.
PLTD berbentuk kapal itu 'mendarat' ke kawasan Punge Blang Cut yang jaraknya (perhitungan garis lurus) tidak kurang 2,5 kilometer.
Hingga pekan keempat pasca-bencana tsunami, PLTD Apung itu masih 'teronggok manis' di antara puing-puing bangunan dan bengkalai tsunami di kawasan Punge Blang Cut yang sebelum bencana itu terjadi merupakan kawasan padat penduduk.
Hebatnya lagi, meski 'terlempar' hampir tiga kilometer, tetapi PLTD itu tetap utuh, tidak ada kerusakan apa-apa.
(Tribunnews.com/Latifah)(SerambiNews.com/Firdha Ustin, Hendri Abik, Saiful Bahri, Yeni Hardika)