Kemendikbudristek: Pembelajaran SMK Harus Sejalan dengan Perkembangan Dunia Industri
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati mengatakan, pembelajaran SMK harus bisa sejalan dengan dunia industri.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Whiesa Daniswara
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati mengatakan, pembelajaran SMK harus bisa bergerak bersama dengan dunia usaha, industri, dan dunia kerja (IDUKA).
Menurut Kiki, para penyelengara pendidikan vokasi tidak lagi bisa melaksanakan program sendirian.
"Pendidikan vokasi harus berdampingan dengan mitra industri dan dunia kerjanya, guru dalam merancang bahan pembelajaran harus sejalan dengan perkembangan DUDI," kata Kiki melalui keterangan tertulis, Senin (26/12/2022).
Kiki berharap, pemahaman para siswa dapat terbuka setelah terjun ke dunia industri.
Para siswa bisa mendapatkan inspirasi untuk mematangkan potensi dan bakatnya selagi duduk di bangku sekolah.
Baca juga: Kemendikbud Minta Pemda Dukung Kemitraan SMK dengan Industri
”Kerja sama ini tak hanya menguntungkan bagi industri, namun juga satuan pendidikan vokasi. Semoga banyak SMK yang bisa mencontoh inisiatif ini,” kata Kiki.
Dirinya mendorong mitra industri untuk berdiskusi terkait dengan kurikulum, keterampilan, dan kompetensi guru pada pendidikan vokasi.
Selain itu, Kiki juga mengundang para praktisi untuk mengajar di satuan pendidikan vokasi.
DUDI, menurut Kiki, dapat menjadi co-creater bagi pendidikan vokasi.
”Kami melihat bahwa gotong royong dalam pengembangan pendidikan sangatlah penting untuk menyiapkan generasi Indonesia yang kompeten. Industri juga akan merasakan manfaat besar dan tidak perlu melatih ulang ketika mendapat SDM yang kompeten, karena sebagian sudah disiapkan saat duduk di satuan pendidikan vokasi,” jelas Kiki.
Salah satu SMK Pusat Keunggulan (PK) yakni SMK Perikanan dan Kelautan Puger, Jember, Jawa Timur berhasil menuntaskan pembangunan, dan memulai operasional Teaching Factory (TeFa) berupa tambak perikanan payau dan laut dengan total investasi sebesar Rp3,5 milyar berupa sarana produksi dan lahan.
Investasi tersebut merupakan salah satu wujud nyata komitmen investasi industri dengan total nilai Rp439 milyar kepada 373 SMK di seluruh Indonesia.
Adapun potensi laba tambak TeFa SMK Puger mencapai ratusan juta setiap panen.