Sosok Franz Magnis Suseno: Ungkap Poin yang Meringankan Bharada E & Beberkan Budaya Polri Soal Ini
Romo Franz Magnis Suseno rela datang ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan demi menjalankan tugasnya sebagai saksi meringankan Bharada E. Ini Sosoknya.
Editor: Malvyandie Haryadi
Serikat Jesuit membuat Magnis dikirim ke Indonesia untuk melakukan pengabdian pada usia 25 tahun pada Januari 1961.
Ia pun tinggal di Kulon Progo, DIY sembari menempuh pendidikan di Institut Filsafat Teologi Yogyakarta.
Di daerah tersebut, ia belajar bahasa dan budaya Jawa yang berpadu dengan Katolik.
Setelah ditahbiskan menjadi pastor pada 1967, dia ditugaskan untuk belajar filsafat di Jerman hingga meraih gelar doktor di bidang filsafat.
Pada tahun 1977, ia resmi menjadi Warga Negara Indonesia dan menambah nama dengan nama Indonesia.
Sejak saat itulah namanya berubah menjadi Franz Magnis-Suseno.
Romo Magnis juga berteman baik dengan Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Bahkan, ia menganggap, Gus Dur adalah orang paling penting dalam hidupnya.
Di Indonesia, Romo Magnis memiliki kontribusi yang sangat besar di bidang pendidikan.
Dia menjadi pengajar di beberapa universitas terkenal di Indonesia dan menyandang gelar sebagai guru besar dan dosen luar biasa.
Selain itu Romo Magnis Suseno juga menjadi penceramah laris dan penulis karangan ilmiah populer.
Sejak 1 april 1996, dia menjadi Guru Besar filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta.
Hingga saat ini, ia masih aktif sebagai dosen dan sebagai ahli ilmu filsafat serta aktif dan produktif dalam menghasilkan tulisan.
Selama di Indonesia, ia telah mendapatkan dua penghargaan yaitu penghargaan Bintang Mahaputra Utama pada 2015 dan Premio Internazionale Matteo Ricci atau Matteo Ricci Award (MRA) pada 2016. (Tribunnews/Rizki Sandi Saputra/Tribun Timur/Bangka Pos)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.