Sejarah Kembang Api untuk Perayaan Tahun Baru, Beserta Pembuatan dan Penyebarannya
Berikut sejarah kembang api yang sering digunakan untuk puncak perayaan tahun baru. Terdapat juga pembuatan hingga penyebarannya
Penulis: Pondra Puger Tetuko
Editor: Pravitri Retno W
![Sejarah Kembang Api untuk Perayaan Tahun Baru, Beserta Pembuatan dan Penyebarannya](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ilustrasi-tahun-baru-2019.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Berikut sejarah kembang api yang selalu menjadi puncak kemeriahan dari perayaan tahun baru.
Perkembangan kembang api sangat pesat, tak hanya suara letupannya, sekarang ini kembang api juga bervariasi.
Seperti membuat bentuk, bervariasi warna, hingga suaranya yang semakin beragam.
Diketahui, perayaan Tahun Baru 2023 tinggal dua hari lagi sejak hari ini, Kamis (29/12/2022).
Sebelum dikenal dan digunakan saat ini, kembang api memiliki sejarah yang panjang.
Lantas, bagamaimana sejarah kembang api?
Baca juga: Sejarah Kembang Api Tahun Baru, Berasal dari Zaman Kuno untuk Usir Roh Jahat
Sejarah kembang api
Banyak sejarawan yang memiliki pendapat bahwa kembang api pertama kali ditemukan di China.
Namun, sebagian orang berpendapat bahwa kembang api diyakini berasal dari Timung Tengah atau India.
Dikutip dari celebratesafely, pada sekitaran tahun 800 M, alkemis yang berasal dari China mencampurkan senyawa belerang dan arang untuk menciptakan bubuk mesiu atau serpihan mentah.
Kemudian, orang Tionghoa mengisi tabung kertas dengan bubuk tersebut untuk dijadikan petasan.
Biasanya orang China menggunakan kembang api sebagai perayaan kelahiran, pernikahan, kematian, liburan, hingga penobatan.
Diketahui, itu sebenarnya bukan tujuan mereka.
Para alkemis itu sedang mencari resep untuk kehidupan yang abadi.
Setelah menyadari apa yang dibuat tersebut, orang-orang China mempercayai bahwa ledakan itu dapat menjauhkan dari roh jahat.
Pembuatan kembang api
![Pesta kembang api](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ilustrasi-kembang-api-malam-tahun-baru.jpg)
Pembuatan pertama kembang api ini dengan mengemas bubuk mesiu ke dalam tabung bambu dan dilempatkan ke dalam api hingga menciptakan ledakan yang keras.
Dari situlah kembang api berevolusi dengan tabung kertas sebagai pengganti batang bambu.
Baca juga: Menyalakan Kembang Api Saat Malam Pergantian Tahun Harus Kantongi Izin Polisi, Petasan Dilarang
Alih-alih melemparkan tabung ke dalam api, orang menambahkan kertas tisu untuk menyalakan kembang api tersebut.
Berlanjut pada abad ke-10, orang-orang China menyadari bahwa mereka dapat membuat bom menggunakan bubuk mesiu.
Bubuk mesiu tersebut ditempelkan ke panas yang kemudian ditembakkan kearah musuh.
Pada 200 tahun berikutnya, kembang api diperbaharui menjadi roket untuk ditembakkan ke musuk tanpa bantuan anak panah lagi.
Teknologi ini hingga sekarang masih digunakan dalam pertunjukan kembang api.
Penyebaran kembang api
![Kembang api meledak di langit di Doha pada 20 November 2022, saat hari pembukaan turnamen sepak bola Piala Dunia Qatar 2022. (Photo by FADEL SENNA / AFP)](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/potret-kemeriahan-kembang-api-di-langit-doha_20221121_085848.jpg)
Dilansir laman livescience, Marco Polo membawa bubuk mesiu atau kembang api dari Asia menuju ke Eropa pada tahun 1295.
Hal itu memungkinkan orang Eropa diperkenalkan dengan kembang api selama Perang Salib di beberapa tahun sebelumnya.
Kemudian pada abad ke-13, bubuk mesui telah sampailah di Eropa dan Arab melalui diplomat, penjelajah, serta misionaris Fransiskan.
Dari situlah orang-rang Eropa mengembangkan bubuk tersebut sebagai teknologi senjata yang lebih kuat.
Hingga sampai saat ini, kita kenal senjata itu dengan nama meriam dan senapan.
Orang Eropa masih mempertahankan keaslian dari kembang api dan menggunakannya saat perayaan.
Pertunjukkan kembang api
Seperti halnya di Inggris, para pejabat menggunakan pertunjukan kembang api untuk menghibur para pengikutnya.
Pertunjukan kembang api pertama kali di kerajaan diperkirakan dipakai pada pernikahan Henry VII tahun 1486.
Kemudian, saat penobatan James II juga menggunakan pertunjukan kembang api yang menakjubkan hingga master pembuat kembang apinya mendapatkan gelar ksatria.
Ada juga di negara Rusia, Czar Peter the Great of Rusia mengadakan pertunjukan kembang api selama 5 jam untuk memperingati kelahiran putranya.
Di Amerika, Kapten John Smith juga menggunakan pertunjukkan kembang api di Jamestown, Virginia, pada tahun 1608.
Menjadi cikal bakal tradisi perayaan Empat Juli, saat itu pertunjukkan kembang api dilakukan pada 4 Juli 1777.
Sebagai informasi, dibeberapa negara memiliki aturan yang berbeda mengenai penggunaan kembang api.
China misalnya, hingga kini memproduksi dan mengekspor lebih banyak kembang api dibandingkan negara lainnya.
(Tribunnews.com/Pondra Puger)