Saling Sindir PDIP-NasDem soal Reshuffle hingga Waketum NasDem Minta PDIP Tak Gaduh
PDIP dan NasDem saling sindir soal reshuffle, bahkan Waketum NasDem meminta PDIP agar tak gaduh.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Seiring isu reshuffle kabinet menguat, NasDem dan PDIP saling sindir terkait perombakan pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Mencuatnya isu reshuffle dikatikan dengan NasDem yang mendeklarasikan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menjadi bakal calon presiden (capres) pada Pemilu 2024 mendatang.
Sejak deklarasi NasDem tersebut, hubungan Surya Paloh dan Jokowi diisukan merenggang.
Terakhir, Surya Paloh tidak terlihat di pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono yang digelar pada 10-11 Desember 2022.
Sejak saat itupun isu reshuffle Kabinet Indonesia Maju berembus kencang.
Bahkan, Jokowi tak menampik dan meminta agar publik menunggu, saat beberapa kali ditanya soal reshuffle.
Baca juga: Jokowi Santai Dicecar Soal Reshuffle Kabinet, NasDem PDIP Saling Sindir
"Tunggu saja,” kata Presiden Jokowi di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (2/1/2023).
Elite PDIP Berharap Dua Menteri NasDem Mundur
Ketua DPP PDIP sekaligus anggota Komisi VI DPR RI, Djarot Syaiful Hidayat, meminta agar dua menteri NasDem, yaitu Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar, dievaluasi.
Menurut Djarot, kedua menteri tersebut patut dievaluasi karena terkait dua hal, yaitu kinerja dan partainya.
Bahkan, Djarot tak segan-segan mengatakan akan lebih baik jika Siti Nurbaya Bakar dan Syahrul Yasin mengundurkan diri dari jabatannya.
Menurutnya, hal itu akan lebih gentle dibanding bertahan di kursi menteri hingga menunggu reshuffle terjadi.
"Satu kinerjanya, dua termasuk partainya. Kalau memang gentle betul sudah seperti itu, akan lebih baik untuk menteri-menterinya (NasDem) lebih baik mengundurkan diri," kata Djarot kepada wartawan, di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (3/1/2022).
"Itu lebih gentle. Ya, sebab apa, sebab, rupanya, mungkin agak tidak cocok dengan kebijakan Pak Jokowi, termasuk yang disampaikan adalah sosok antitesis Pak Jokowi," imbuhnya.