Alasan Hari Natal Ortodoks Sesuai Kalender Julian, Dirayakan 7 Januari
Berikut alasan mengapa hari Natal Ortodoks menggunakan kalender Julian dan tidak kalender Gregorian, karena Gregorian masuk dalam pembaharuan.
Penulis: Pondra Puger Tetuko
Editor: Pravitri Retno W
Dilansir laman Poskupang, uskup Kristen pun membutuhkan tanggal untuk Paskah dan hari libur dengan memilih mengikuti kalender Julian.
Saat itu masih dipimpin oleh pemimpin Romawi Julius Caesar pada tahun 46 sebelum Masehi.
Baca juga: Sejarah Hari Natal Ortodoks, yang Diperingati Setiap 7 Januari
Namun, saat astronom Mesir menghitung tahun Julian, mereka melebih-lebihkan panjangnya hingga 11 menit.
Hal itu menyebabkan maju lebih cepat beberapa abad dan tanggalnya tidak sinkron.
Kemudian tahun 1582, Paus Gregorius XIII memutuskan bahwa hari raya Kristen terlalu banyak bergeser.
Hingga akhirnya, bertemulah dengan para astronom dan mengusulkan kalender baru, yakni kalender Gregorian.
Kalender Gregorian itupun menjadi pemecah masalah dan banyak Kristen di dunia yang mengadopsinya, kecuali umat Ortodoks.
Hingga, di kalender Gregorian terdapat tumpang tindih antara Paskah (Passover) dan Paskah (Easter).
Sebagai informasi, beberapa negara menjadikan Hari Natal Ortodoks ini sebagai hari libur nasional.
Beberapa negara tersebut adalah Mesir, Belarusia, Georgia, Ethiopia, Kazakhstan, Moldova, Makedonia, Montenegro, Serbia, Rusia, dan Ukrania.
Sedangkan, di negara Armenia merayakan hari Natal pada 6 Januari.
(Tribunnews.com/Pondra Puger)(Poskupang/Agustinus Sape)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.