Pakar Hukum Sebut Hakim Wahyu Tak Salah Punya Teman Curhat Bahas Kasus Brigadir J, Asalkan . . .
Hakim Wahyu punya teman curhat untuk bahas kasus Brigadir J dinilai tak masalah jika bukan untuk dipublikasikan ke masyarakat.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Hukum Pidana Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar menyatakan Hakim Wahyu Imam Santoso tak masalah jika punya teman curhat membahas kasus Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Menurut Fickar, Hakim Wahyu punya teman curhat untuk bahas kasus Brigadir J dinilai tak masalah jika bukan untuk dipublikasikan ke masyarakat.
"Ya boleh-boleh saja, setiap orang pasti punya teman curhat dalam mengatasi persoalan sehari-hari, yang penting bukan untuk dipublikasi," kata Fickar saat dikonfirmasi, Sabtu (7/1/2023).
Fickar meminta masyarakat membiarkan Hakim Wahyu untuk bekerja meyelesaikan perkara kasus pembunuhan Brigadir J terlebih dahulu.
Baca juga: Mahfud MD Menduga Video Diduga Hakim Wahyu Teror Agar Takut Jatuhkan Vonis Berat Untuk Ferdy Sambo
"Biarkanlah sang hakim bekerja dengan kewenangan dan ketrampilannya menyelesaikan sidang perkara pidana," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan membantah video yang diduga Hakim Wahyu Imam Santoso sedang curhat membocorkan kasus Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J kepada seorang wanita.
Pejabat Humas Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Djuyamto mengatakan narasi yang menyatakan bahwa Hakim Wahyu membocorkan kasus Sambo dinilai tidak benar.
Hal tersebut, kata dia, hanya framing dari penyebar video.
"Tentu kalau di sana kan ada framing itu. Ada framing, ada narasi. Bahwa ada membocorkan. Itu tidak benar, masih pemeriksaan kok. Apa yang putusan belum, tuntutan juga belum, apanya yang mau dibocorkan," kata Djuyamto di PN Jakarta Selatan, Jumat (6/1/2023).
Djuyamto menduga bahwa ada pihak yang sengaja mengedit video tersebut. Apalagi, Hakim Wahyu hanya menjawab normatif soal curhatan kasus Brigadir J.
"Jadi di sana pernyataan beliau di dalam potongan ya saya bilang potongan apakah itu diedit atau tidak kan jelas. Beliau menyatakan hanya normatif itu," jelas Djuyamto.
Baca juga: Hakim Wahyu Bisa Disanksi Rendahkan Kehormatan Hakim Jika Video Curhat dengan Wanita Terbukti
Djuyamto menuturkan bahwa jawaban normatif yang dimaksudkan adalah perkara pembunuhan berencana biasanya dihukum seumur hidup ataupun 20 tahun penjara.
"Namanya perkara 340 itu bisa saja pidana mati, bisa saja seumur hidup bisa saja 20 tahun, kan sesuai dengan ketetapan UU. Apa yang disampaikan beliau itu jadi tidak ada dalam konteks untuk membocorkan, apanya yang dibocorkan? Putusan aja belum, tuntutan aja belum," ujarnya.