Rangkaian HUT PDIP 2023 pada 10 Januari 2023, akan Dihadiri 25 Ribu Orang
Inilah rangkaian acara HUT PDIP ke-50 yang dilaksanakan mulai dari tanggal 10 Januari 2023, berikut informasinya.
Penulis: Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Simak rangkaian acara HUT PDIP ke-50 yang akan digelar pada Selasa, 10 Januari 2023.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan merayakan hari jadinya di tahun ini.
Dikutip dari pdiperjuanganlampung.id, sejarah PDIP dapat dirunut mulai dari Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan oleh Ir Sukarno pada 4 Juli 1927.
PNI bergabung dengan Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Partai Murba), Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), Partai Kristen Indonesia (Parkindo) dan Partai Katolik.
Partai gabungan tersebut kemudian dinamakan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada 10 Januari 1973
Perayaan HUT PDIP ke-50 tahun ini digelar dengan tema Genggam Tangan Persatuan dengan Jiwa Gotong Royong dan Semangat Api Perjuangan yang Tak Kunjung Padam.
Sementara untuk subtema-nya adalah Persatuan Indonesia untuk Indonesia Raya.
Saat ini, sejumlah acara untuk meramaikan HUT PDIP 2023 sudah digelar.
Di antaranya Makan Bareng 10.000 Warga DKI Jakarta yang digelar oleh DPD PDIP DKI Jakarta di Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, Minggu (8/1/2023).
Acara lainnya PDIP juga akan menggelar kegiatan membersihkan sungai secara serentak.
Sementara itu, puncak peringatan HUT PDIP ke-50 akan digelar di JI Expo Kemayoran, Jakarta pada Selasa (10/1/2023).
Acara digelar secara outdoor dan indoor.
Diberitakan, acara HUT PDIP ke-50 akan dihadiri oleh 25.000 orang.
Seluruh jumlah tamu tersebut, juga termasuk tamu VIP dan VVIP.
Baca juga: Peringati HUT ke-50, PDIP akan Gelar Bersih-bersih Sungai Serentak
Wakil Ketua DPD PDIP DKI Jakarta sekaligus Ketua Seksie Acara HUT PDIP, Chica Koeswoyo menyampaikan peserta acara juga berasal dari luar negeri.
Nantinya acara HUT PDIP juga dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo beserta Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (baca profil Megawati Soekarnoputri)
Disebutkan dari pihak PDIP bahwa acara ini bersifat internal.
Baca juga: HUT PDIP Tanggal Berapa? 25.000 Orang Disebut akan Hadiri Acara HUT Ke-50 PDIP
Rangkaian acara HUT PDIP ke-50 akan diisi oleh berbagai acara, salah satunya penampilan hiburan dan acara musik.
Kemudian penyampaian pidato oleh Megawati.
Para peserta dan tamu HUT PDIP yang berada di luar ruangan juga bisa menyaksikan penampilan atraksi dari Baguna, marching band dan Satgas PDIP, serta Badan Kebudayaan Nasional (BKN).
Mengutip dari pdiperjuangan.id, momentum hari ulang tahun dianggap sangat penting karena bisa menggelorakan semangat juang Partai.
Selain itu momentum HUT PDIP 2023 bisa digunakan untuk melihat perjalanan partai hingga menjadi PDI Perjuangan.
Acara HUT PDIP ke-50 bertujuan menjawab panggilan sejarah PDI Perjuangan bagi masa depan dan bangsa dan negara Indonesia.
Perintah Harian Megawati Jelang HUT ke-50 PDI-P
Menjelang perayaan HUT-50 PDIP, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengeluarkan surat perintah harian untuk kadernya.
Megawati meminta seluruh kader partai untuk memperkokoh Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara hingga membangun semangat perjuangan Partai agar semakin solid.
Menurut Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, perintah tersebut, tertuang dalam surat perintah yang dikeluarkan Ketua Umum PDIP.
“Bahwa sehubungan dengan hal tersebut, maka selaku Ketua Umum PDI Perjuangan, dengan ini saya sampaikan Perintah Harian Ketua Umum PDI Perjuangan,” petikan surat perintah itu, seperti termuat dalam dokumen yang disampaikan kepada wartawan, dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com, Minggu (8/1/2023).
Adapun perintah pertama, yakni Megawati meminta kader PDI-P memperkokoh Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara; Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.
Perintah kedua, untuk mempersolid PDI Perjuangan sebagai kekuatan pemersatu bangsa bergerak menyatu dengan rakyat untuk memenangkan Pemilu 2024.
Perintah ketiga, menggelorakan jiwa gotong royong untuk menghapus paham individual dan menjadikan mimpi, harapan, cita-cita rakyat untuk diperjuangkan sebagai kepentingan kolektif utama partai.
Perintah keempat, kader PDI-P diminta membangun semangat juang dari kalangan petani, nelayan, dan buruh untuk diorganisir menjadi pilar-pilar kekuatan nasional Indonesia bagi terwujudnya Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam bidang kebudayaan.
Perintah kelima, Megawati meminta kader partainya mewujudkan semangat dan roh perjuangan Partai agar menjadi satu kekuatan yang solid bergerak ke bawah membangun semangat juang rakyat.
Perintah keenam, menghadirkan program konkret di tengah rakyat melalui gerak kebudayaan membangun jati diri bangsa, gerakan mencerdaskan kehidupan bangsa, dan gerakan meningkatkan taraf kehidupan rakyat.
Perintah ketujuh, Megawati memerintahkan kader agar melanjutkan langkah rekrutmen, pendidikan politik, kaderisasi kepemimpinan secara sistemik, dan secara sungguh-sungguh menyerap seluruh aspirasi rakyat untuk menjadi kebijakan publik.
“Serta terus perkuat 5 (lima) mantap Partai, yakni mantap ideologi, organisasi, kader, program, dan sumber daya Partai, serta mendorong penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kedepankan riset dan inovasi,” tulis poin perintah Megawati.
Megawati pun menutup perintahnya dengan motivasi agar kader menggelorakan semangatnya pada tanggal 10 Januari 2023.
Lebih lanjut, ia meminta kadernya agar semua poin perintah itu dilaksanakan secara tanggung jawab.
Baca juga: Lirik Hymne PDI Perjuangan, yang Dapat Dinyanyikan pada Peringatan HUT ke-50 PDIP 2023
Sejarah singkat PDIP
Masih mengutip pdipejuanganlampung.id, PDIP berawal dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang dibentuk pada 10 Januari 1973.
Partai ini dibentuk dari partai gabungan PNI (didirikan oleh Ir Soekarno) dengan Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Partai Murba), Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), Partai Kristen Indonesia (Parkindo) dan Partai Katolik.
Namun sejak partai ini terbentuk, PDI mengalami banyak konflik internal.
Konflik ini terus terjadi dan diperparah dengan adanya intervensi dari Pemerintah.
Kemudian solusi dari konflik ini adalah mendukung anak kedua Ir. Soekarno yaitu Megawati untuk menjadi ketua umum (Ketum) PDI.
Baca juga: Mars PDI Perjuangan Lengkap dengan Hymne PDIP, Ini Liriknya
Namun ternyata solusi ini membuat konflik makin memanas.
Pasalnya, pemerintahan Suharto tidak menyetujui dukungan tersebut.
Lalu dalam Kongres Luar Biasa (KLB) yang dilaksanakan pada 2-6 Desember 1993 di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, Soeharto menerbitkan larangan untuk mendukung pencalonan Megawati.
Akan tetapi larangan yang diterbitkan oleh Soeharto tersebut bertentangan dengan keinginan para peserta KLB.
Setelah itu, Megawati Soekarnoputri secara de facto ditetapkan sebagai ketum DPP PDI periode 1993-1998.
Sehingga Megawati dikukuhkan sebagai Ketum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI secara de jure pada Musyawarah Nasional (Munas) 22-23 Desember 1993 di Jakarta.
Meskipun begitu, konflik internal PDI belum meredam dan semakin menjadi-jadi.
Konflik ini terjadi hingga diselenggarakan Kongres pada 22-23 Juni 1996 di Asrama Haji Medan.
Sebelumnya, para pendukung Megawati sempat melakukan unjuk rasa pada 20 Juni 1996.
Tidak hanya itu, unjuk rasa tersebut terjadi hingga mengakibatkan bentrok dengan aparat keamanan yang menjaga kongres.
Sementara itu, pemerintah Suharto mengukuhkan Suryadi sebagai Ketum DPP PDI pada 15 Juli 1996.
Mengetahui itu, para pendukung Megawati kemudian menggelar Mimbar Demokrasi di halaman kantor DPP PDI, Jalan Diponegoro Nomor 58, Jakarta Pusat pada 27 Juli 1996.
Namun ketika para pendukung Megawati sedang menggelar Mimbar, muncullah rombongan berkaus merah kubu Suryadi.
Hingga akhirnya terjadi bentrok di antara kedua kubu tersebut.
Peristiwa bentroknya kedua kubu tersebut dikenal sebagai Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli atau disingkat menjadi Peristiwa Kudatuli.
Setelah peristiwa tersebut, PDI hanya mendapat 11 kursi DPR saat di bawah kepemimpinan Suryadi.
Kemudian PDI di bawah pimpinan Megawati semakin kuat ketika pemerintahan Suharto lengser pada reformasi 1998.
Pada Kongres ke-V di Denpasar, Bali, Megawati akhirnya ditetapkan sebagai ketum DPP PDI periode 1998-2003.
Pada 1 Februari 1999, Megawati mengubah nama PDI menjadi PDIP Perjuangan.
Tujuan diubahnya nama partai agar dapat mengikuti Pemilihan Umum (Pemilu).
Kemudian nama PDIP disahkan oleh Notaris Rahmat Syamsul Rizal dan kemudian dideklarasikan pada 14 Februari 1999 di Istora Senayan, Jakarta.
Baca juga: Megawati Bisa Maju di Bursa Capres 2024, PDIP Siapkan Kejutan di Perayaan HUT ke-50
Pada 27 Maret-1 April 2000, PDIP melakukan kongres I di Hotel Patra Jasa, Semarang, Jawa Tengah.
Hasil dari kongres I PDIP adalah Megawati ditetapkan sebagai Ketum DPP PDIP periode 2000-2005.
Megawati kembali dikukuhkan sebagai ketum PDIP Periode 2015-2020 pada Kongres IV PDIP yang diselenggarakan di Bali pada 8-12 April 2015.
PDIP kemudian mendapatkan suara sebanyak 35.689.073 pada pemilu 1999 dan menjadi pemenang, dikutip dari Kompas.com.
Kemudian PDIP mendapatkan 135 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat.
(Tribunnews.com/Oktavia WW/Ibriza Fasti Ifhami)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.