Tiko Minta Maaf pada Keluarga sang Ayah: Aku Menceritakan Berdasarkan Apa yang Kualami
Tiko, sosok pemuda yang merawat sang ibu sendirian meminta maaf pada keluarga sang ayah, Herman Moedji Susanto.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Pulung Mustika Abima alias Tiko (23) sosok pemuda yang merawat sang ibu, Eny Sukaesi sendirian selama belasan tahun meminta maaf pada keluarga sang ayah, Herman Moedji Susanto.
Tiko mengaku hanya menceritakan kisah berdasarkan apa yang dialaminya kepada publik.
Ucapan permintaan maaf ini disampaikan Tiko saat berbicara dengan keluarga Herman Moedji Susanto, yaitu Ika dan Uri Muji Astuti melalui sambungan telepon.
"Aku mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada keluarga almarhum Papa."
"Aku menceritakan ke publik berdasarkan apa yang kualami, berdasar sepengetahuanku," ucap Tiko dalam kanal YouTube Pratiwi Noviyanthi, dikutip Tribunnews.com, Minggu (8/1/2023).
Baca: Sosok Tiko
Baca: Sosok Herman Moedji Susanto
Baca juga: Klarifikasi Keluarga Herman Moedji, Konflik Pun Terkuak, Sebut Eny Sukaesi Usir Ayah Tiko
Tiko menjelaskan tidak memiliki niatan untuk menjelekkan pihak manapun, terutama keluarga Herman Moedji Susanto.
Pasalnya, ia tidak mengetahui kebenaran ceritanya. Apalagi peristiwa itu terjadi saat ia masih kecil.
"Aku nggak ada maksud untuk menjelekkan karena di sini aku tidak tahu apa-apa kebenaran ceritanya, karena aku dulu masih kecil, jadi tidak tahu apapun," kata Tiko lagi.
Tiko menekankan hanya berkisah tentang apa yang dirasakannya selama ini.
Sehingga ia tidak mengetahui ternyata ada cerita lain di balik kisahnya.
"Dari dulu yang aku rasakan seperti itu, kalau sekarang kebenarannya seperti ini, aku nggak tahu, jadi mohon maaf sudah lancang," sambungnya.
Baca juga: Klaim Senasib dengan Tiko, Ashanty: Sesusah Apapun Hidup dengan Mamaku, yang Penting Aku Sama Mama
Melalui sambungan telepon itu, Tiko juga bersyukur bisa mengetahui keberadaan keluarga sang ayah, yang diwakili Uri dan Ika.
Termasuk mengetahui silsilah keluarga besar Herman Moedji Susanto.
Sebab, selama ini, ia hanya tinggal berdua dengan sang ibu yang mengalami gangguan jiwa seorang diri.
"Aku sama sekali nggak tahu silsilah keluarga karena mama nggak pernah cerita, jadi nggak tahu segala-galanya tentang keluarga," ujar dia.
Tiko juga berujar, selama 11 tahun merawat ibunya, belum pernah ada saudara yang menengok kondisi mereka.
Baca juga: RT Ungkap Pernah Ada 2 Orang Titip Uang untuk Tiko, Datang Kendarai Mobil Plat W Diduga dari Jatim
Saat ditanya di mana tempat tinggalnya sekarang ini, Tiko mengaku tetap tinggal di rumah lamanya sendirian.
Namun kini, sudah ada banyak pihak yang peduli pada keluarganyaa dan membantu.
Termasuk untuk pemasangan instalasi listrik.
"Jadi begitu mama pulang dari rumah sakit, rumah bisa ditinggali," kata dia.
Kepada Wuri dan Ika, Tiko juga mengutarakan keinginannya untuk berziarah ke makam sang ayah bila memiliki kesempatan.
"Satu waktu kalau ada kesempatan pengen nengokin makam papa untuk ziarah," tambahnya.
Tiko pun menegaskan ingin masalah ini selesai secara baik-baik tanpa perlu merugikan pihak manapun.
Sebab, bagaimana pun, Herman Moedji Susanto adalah ayahnya.
"Saya tidak menaruh kebencian atau dendam kepada siapapun. Saat ini, saya hanya fokus mengurus ibu," ujar Tiko.
Baca juga: Tiko Disebut Bukan Anak Kandung Ibu Eny, Anak Herman Moedji Susanto: Diasuh Akibat Kecelakaan
Sementara itu, pihak keluarga Herman Moedji Susanto menerima permintaan maaf Tiko, termasuk memaklumi ketidaktahuan Tiko.
"Iya nggak apa-apa, dimakluminlah karena waktu itu, kamu masih kecil," kata Ika.
Terkait keinginan Tiko yang ingin berziarah ke makam sang ayah, Ika dan Wuri menyanggupi.
"Bisa nanti ketemu di Surabaya, lalu berangkat ke makamnya Bapak," ujarnya.
Diketahui, kisah Tiko yang merawat ibunya seorang diri sejak 2010, menarik perhatian publik.
Selama itu pula, Tiko dan ibunya tinggal di rumah mewah yang terbengkalai tanpa aliran listrik dan air di Kompleks PLN, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.
Tiko sempat mengungkap, semenjak ayahnya meninggalkan ia dan sang ibu, ibunya mengalami depresi.
Tiko juga menceritakan ayahnya yang saat itu sudah berusia sekitar 80 tahun berpisah dengan ibunya pada 2010.
Sang ayah kemudian pergi meninggalkan rumah mewah yang ditinggalinya untuk pulang kampung ke Madiun.
Tiko mengaku tak ingat pasti karena saat itu ia masih kelas 6 SD.
Tiko menceritakan, setelah ayahnya pergi dari rumah, perlahan sang ibu mengalami perubahan sikap, seperti suka marah-marah dan berbicara sendiri.
Klarifikasi Keluarga Herman Moedji
Sebelumnya, pihak keluarga ayah Tiko, Herman Moedji Susanto sempat memberikan klarifikasi terkait kisah yang dibagikan Tiko.
Hal ini disampaikan cucu Herman, Ika kepada YouTuber Pratiwi Noviyanthi melalui sambungan telepon.
Percakapan mereka diunggah di chanel YouTube milik wanita yang akrab disapa Novi tersebut.
Ika menyampaikan klarifikasi tentang kabar miring yang menyudutkan Herman, kakeknya, yang sudah meninggal pada 2015 lalu.
Sebelumnya Herman diberitakan kabur meninggalkan Eny Sukaesi, ibunda Tiko, hingga akhirnya mengalami depresi.
"Kasihan lho dia (Herman) ini, sudah meninggal dari 2015, tapi fotonya masih dipajang-pajang, masih diceritain kalau dia ini kabur."
"Enggak tahu ke mana, enggak ada kabar beritanya, bagaimana ada beritanya, orang mamanya (Tiko) yang usir eyang saya keluar dari rumah," ucap Ika kepada Novi di ujung telepon.
Ia juga menegaskan, kakeknya tak ada kabar berita karena sudah meninggal sejak 2015.
Ika meminta Tiko tidak menjelekkan kakeknya.
Selain itu, pihak keluarga juga membongkar sosok Tiko sebenarnya.
Uri menyebut, Tiko bukan anak hasil perkawinan Herman dengan Ibu Eny.
Keduanya tak memiliki anak hasil perkawinan dan hanya mengasuh seorang anak laki-laki.
"Ayah saya kan menikah tiga kali, dari nikah pertama ada tiga anak, nikah kedua tidak punya anak, nikah ketiga ga punya anak juga."
"Kemudian ada sahabat ayah saya ini yang sudah dianggap keluarga dia mau menolong ayah saya," tegasnya, melansir TribunSumsel.com.
Sosok itu tak lain Tiko yang merupakan anak dari sahabat ayahnya yang dititip dan dirawat dari kecil oleh Ibu Eny dan ayahnya.
"Intinya si Tiko itu bukan anak kandung dari Pak Herman dan Ibu Eny, dia ini hanya anak yang diasuh dari kecil akibat kecelakaan dari keluarga temannya eyang."
"Karena dari bayi sudah dirawat, jadi seperti anak sendiri," tambah Ika.
(Tribunnews.com/Sri Juliati) (TribunSumsel.com/Aggi Suzatri)