Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Putri Candrawathi Tak Tahu Penyebab Brigadir J dan Kuat Berantem di Magelang Setelah Dia Dilecehkan

Hakim Morgan merasa heran, sebab, kenapa Putri Candrawathi lebih memilih bicara langsung dengan Brigadir J, padahal ada Ricky Rizal atau anggota lain

Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Putri Candrawathi Tak Tahu Penyebab Brigadir J dan Kuat Berantem di Magelang Setelah Dia Dilecehkan
Warta Kota/YULIANTO
Putri Candrawathi Tak Tahu Penyebab Brigadir J dan Kuat Berantem di Magelang Setelah Dia Dilecehkan 

Padahal, beberapa saat sebelumnya, dirinya mengaku mengalami pelecehan seksual oleh Brigadir J.

"Ribut-ribut itu tentang apa itu?" tanya Hakim Morgan.

"Saya tidak tahu awalnya kenapa terjadi keributan antara Kuat dan Yosua," jawab Putri 

"Ada melapor Yosua sama kamu?" tanya lagi majelis hakim.

"Tidak melaporkan," tukas Putri.

Diketahui, Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir Yoshua menjadi korban pembunuhan berencana yang diotaki Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022 lalu.

Brigadir Yoshua tewas setelah dieksekusi di rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan. Pembunuhan itu terjadi diyakini setelah Putri Candrawathi bercerita kepada Ferdy Sambo karena terjadi pelecehan seksual di Magelang.

Berita Rekomendasi

Ferdy Sambo saat itu merasa marah dan menyusun strategi untuk menghabisi nyawa dari Yoshua.

Dalam perkara ini Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR, Kuwat Maruf dan Bharada Richard Eliezer alias Bharada didakwa melakukan pembunuhan berencana.

Kelima terdakwa didakwa melanggar pasal 340 subsidair Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke (1) KUHP dengan ancaman maksimal hukuman mati.

Tak hanya dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J, khusus untuk Ferdy Sambo juga turut dijerat dalam kasus perintangan penyidikan atau obstruction of justice bersama Hendra Kurniawan, Agus Nurpatria, Chuck Putranto, Irfan Widianto, Arif Rahman Arifin, dan Baiquni Wibowo.

Para terdakwa disebut merusak atau menghilangkan barang bukti termasuk rekaman CCTV Komplek Polri, Duren Tiga.

Dalam dugaan kasus obstruction of justice tersebut mereka didakwa melanggar Pasal 49 juncto Pasal 33 subsidair Pasal 48 ayat (1) juncto Pasal 32 ayat (1) UU ITE Nomor 19 Tahun 2016 dan/atau dakwaan kedua pasal 233 KUHP subsidair Pasal 221 ayat (1) ke 2 KUHP juncto pasal 55 ayat 1 ke (1) KUHP.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas