Makna dan Sejarah Lampion dalam Perayaan Imlek
Tahun Baru Imlek identik dengan adanya lampion. Lantas, apa makna lampion dan bagaimana sejarahnya?
Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Pravitri Retno W
Bagi masyarakat Tiongkok, lampion memiliki cerita dan makna tersendiri. Lampion sudah ada sejak Dinasti Han (25-220 M).
Orang-orang dari Dinasti Han Timur membuat rangka lampion dari kayu, bambu, atau jerami gandum.
Kemudian mereka meletakkan lilin di tengahnya dan merentangkan sutra atau kertas di atasnya agar nyala api tidak tertiup angin.
Lampion digunakan untuk melapisi lampu atau untuk penerangan.
Selain itu, lampion juga digunakan untuk sembahyang ke tempat peribadatan setiap tanggal 15 di bulan pertama kalender lunar.
Inilah yang menjadi asal mula Festival Lampion yang diselenggarakan hingga sekarang.
Pada saat Dinasti Tang (618-907 M), lampion digunakan untuk keperluan yang lebih modern.
Lampion kertas mulai digunakan orang-orang untuk perayaan-perayaan yang sifatnya lebih luas.
Contohnya, sebagai bentuk syukur atas kehidupan yang damai.
Seiring berjalannya waktu, lampion diadopsi oleh para biksu Buddha sebagai bagian dari ritual ibadah mereka saat hari ke-15 bulan pertama kalender lunar.
Hingga pada akhirnya, lampion mulai identik dengan perayaan tahun baru dalam penanggalan Tionghoa.
(Tribunnews.com, Widya)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.