Indonesia Terima Alokasi Dana Fasilitas Lingkungan Global Senilai 103,65 Juta Dolar AS
Dana tersebut diterima Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), di acara National Dialogue Indonesia (NDI)
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia menerima alokasi dana fasilitas lingkungan global terbesar di tahun 2023, dengan nilai mencapai 103,65 juta dolar AS.
Dana tersebut diterima Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), di acara National Dialogue Indonesia (NDI).
Acara ini merupakan kerja sama KLHK bersama Global Environment Facility di The Westin Resort Nusa Dua, Bali, Senin (16/1/2023).
Acara ini diselenggarakan dalam upaya mencapai target-target konvensi internasional serta mencapai tujuan prioritas pembangunan nasional, khususnya dalam mengatasi permasalahan lingkungan hidup.
KLHK menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan lanjutan dari pelaksanaan Asia & Pacific Regional Workshop - Global Environment Facility (GEF) siklus ke-8 periode 2022-2026 pada 10-12 Januari 2023 yang lalu yang bertujuan untuk memfasilitasi stakeholders Indonesia.
Baca juga: Rugikan Industri Pelayaran, KLH Ajak Pengusaha Ikut Cegah Illegal Logging
Wakil Menteri LHK Alue Dohong, mewakili Menteri LHK dalam pembukaan NDI mengatakan pada siklus ke-8 ini, Indonesia mendapatkan alokasi melalui System for Transparent Allocation of Resources (STAR) sebesar 103.65 Juta USD, yang akan terbagi dalam tiga Focal Area, yaitu keanekaragaman hayati, perubahan iklim, dan degradasi lahan.
“Saya mengapresiasi GEF karena telah memberikan kepercayaan kepada Indonesia dengan mengalokasikan STAR terbesar pada siklus ke-8, hingga mencapai 103.65 juta USD.
Saya menyakini bahwa pelaksanaan dialog nasional ini sangatlah tepat dalam rangka memastikan keterlibatan aktif para pemangku kepentingan sejak tahap awal GEF-8 periode 2022-2026," kata Wakil Menteri LHK Alue Dohong dalam pernyataannya.
Baca juga: 2 Tahun Jabat Wamen LHK, Komunikasi Alue Dohong Dengan Menteri Siti Nurbaya Harmonis
Alue menjelaskan bahwa kesuksesan Indonesia menjadi tuan rumah G20 yang menghasilkan G20 Bali Leaders Declaration, sangat penting untuk ditindaklanjuti melalui implementasi berbagai komitmen di tingkat nasional, khususnya terkait isu lingkungan hidup, dalam tantangan pandemi covid-19 yang belum selesai, ancaman krisis pangan dan krisis energi.
Ia berujar komitmen Indonesia dalam melakukan berbagai kebijakan dan program untuk memenuhi tujuan konvensi yang telah diratifikasi sangat tinggi dan optimis ke depan Indonesia akan semakin baik dalam pengelolaan lingkungan.
"Indonesia sudah menjalankan program konservasi keanekaragaman hayati, pengurangan degradasi lahan, penghapusan penggunaan bahan perusak ozon, dan pengendalian dampak perubahan iklim," ungkap Wakil Menteri LHK.
Adapun salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengintegrasikan dan mempercepat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah pengelolaan dan pemanfaatan dana lingkungan hidup yang terintegrasi, serta memperkuat aksi bersama, baik pemerintah, pemerintah daerah, pihak swasta dan mitra pembangunan.
Pada kesempatan yang sama, CEO Global Environment Facility (GEF) Carlos Manuel Rodriguez menyampaikan apresiasinya untuk Indonesia atas keberhasilan dalam pengelolaan dana GEF.
"Saya puas atas implementasi dana GEF di Indonesia yang didasarkan pada evaluasi yang dilakukan tidak hanya oleh pihak kami, namun juga oleh pihak luar lainnya. Indonesia masuk dalam lima besar negara yang mampu memberikan dampak dan hasil secara nyata. Hal ini didukung oleh kebijakan politik di Indonesia yang terus melakukan pengembangan pada aspek sumber daya manusia," kata Carlos.