PDIP Jelaskan soal Megawati Tolak Bandara Bali Utara: Perburuan Tanah Rakyat
Megawati secara tegas kritik dan menolak pembangunan Bandara Bali Utara tersebut.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PDI Perjuangan (PDIP) menanggapi kontroversi terkait pembangunan Bandara Bali Utara. Dimana, hal itu sebelumnya disampaikan oleh Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
Megawati secara tegas kritik dan menolak pembangunan Bandara Bali Utara tersebut.
Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto pun menegaskan bahwa apa yang disampaikan Megawati merupakan hal yang tepat.
"Pembangunan bandara lebih digerakkan para pemodal besar dengan pembenaran statistik kemajuan, namun ditingkat implementasinya berbenturan dengan berbagai persoalan seperti pembelian tanah rakyat secara masif," kata Hasto dalam keterangannya, Kamis (19/1/2023).
Hasto menyebut bahwa rakyat hanya menjadi penonton dari pembangunan Bandara Bali Utara tersebut.
Terlebih dengan begitu banyak investor asing yang akan digalang untuk menggarap bandara internasional tersebut.
“Saat ini baru ada rencana saja, sudah terjadi perburuan tanah rakyat. Hal ini tidak boleh terjadi,” tegas Hasto.
Hasto menambahkan, bahwa dalam jangka menengah, pembangunan bandara tersebut pasti diikuti dengan berbagai infrastruktur turisme yang lebih berorientasi pada keuntungan investor semata dan derasnya orang asing yang masuk dipastikan akan merubah kultur Bali.
“Kekuatan Bali itu terletak pada kultur yang hidup, menyatu, dan menumbuhkan jiwa spiritualitas yang otentik. Hal inilah yang menjawab mengapa atmosfir kehidupan Bali sangat khas, ada kehidupan spiritual yang menyatu dengan alam. Berbagai aspek spiritualitas ini menjadi kekuatan Bali, dan inilah yang dijaga Ibu Megawati,” papar Hasto.
“Saya pribadi diajarkan Ibu Megawati untuk membuka alam rasa dan alam pikir kami agar bisa ‘berbicara’ dengan semesta melalui balutan spiritualitas yang sungguh luar biasa," lanjut Hasto.
Hasto mengatakan, apa yang ditegaskan oleh Megawati Soekarnoputri bertujuan menjaga Bali dengan seluruh tradisi dan nilai kulturalnya.
“Karena itulah lebih baik digunakan pendekatan berbeda. Memperkuat interkoneksi antara Surabaya, Banyuwangi, dan Bali, khususnya Bali Utara sebagaimana digagas Bu Mega adalah pilihan yang sangat progresif dan tepat. Kemudian pembangunan infrastruktur di Bali yang lebih ramah lingkungan guna meningkatkan aksesibilitas terhadap Bali Utara," tegas Hasto.
Baca juga: Megawati Ngamuk Tolak Proyek Pembangunan Bandara Bali Utara
Lebih lanjut, Hasto mengatakan, daripada berpikir merubah Bali hanya melalui pendekatan infrastruktur, lebih baik menggali seluruh kekayaan peradaban Bali melalui lontar dan lain-lain.
“Langkah terpenting sekarang ini justru menggali keseluruhan nilai-nilai peradaban Bali. Falsafah kebahagiaan melalui Tri Hita Karana misalnya, sangat tepat ditransformasikan untuk Indonesia dan dunia. Disitulah peran penting penting Bali, bukan malah mereduksinya dengan Bandara Internasional di Bali Utara," jelas Hasto.