Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kejamnya Wowon cs, Pelaku Pembunuhan Berantai: 2 Istri dan Mertua Dibunuh, Balita pun Jadi Korban

Wowon Erawan bersama Solihin dan M Dede Solehuddin membunuh sembilan orang, termasuk dua istri, mertua, anak balita Wowon pun jadi korban.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Kejamnya Wowon cs, Pelaku Pembunuhan Berantai: 2 Istri dan Mertua Dibunuh, Balita pun Jadi Korban
Ist
Penampakan tiga tersangka pembunuh berantai atau serial killer bermodus supranatural di Bekasi hingga Cianjur bernama Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh dan M. Dede Solehudin. Wowon Erawan bersama Solihin dan M Dede Solehuddin membunuh sembilan orang, termasuk dua istri, mertua, anak balita Wowon pun jadi korban. 

TRIBUNNEWS.COM - Kejam. Inilah kata yang tepat disematkan pada Wowon Ermawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan Muhammad Dede Solehudin.

Mereka adalah pelaku pembunuhan berantai alias serial killer di Bekasi, Cianjur, dan Garut.

Total ada sembilan orang yang menjadi korban kekejaman Wowon cs.

Ironisnya, kesembilan korban masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Wowon.

Di antaranya dua istri dan mertua. Bahkan anak Wowon yang masih berumur dua tahun juga tak luput dari kekejaman sang ayah.

Selain mereka, Wowon cs juga membunuh beberapa korban lain yang berprofesi sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW).

Baca juga: Terungkap, Ini Hubungan Wowon, Duloh, dan Dede Pelaku Pembunuhan Berantai di Bekasi Hingga Cianjur

Kasus Penemuan Keluarga Keracunan

BERITA TERKAIT

Kasus pembunuhan berantai Wowon cs bisa terungkap setelah adanya penemuan satu keluarga keracunan di wilayah Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi pada Kamis (12/1/2023).

Saat itu, ada lima orang yang ditemukan menjadi korban keracunan.

Mereka adalah Ai Maimunah (40), NR (5), Ridwan Abdul Muiz (23), Muhammad Riswandi (17), serta Muhammad Dede Solehudin (34).

Kelima korban tersebut memiliki hubungan kekerabatan dengan Wowon.

Ai Maimunah adalah istri Wowon, sedangkan NR adalah anak mereka.

Sementara Ridwan Abdul Muiz dan Muhammad Riswandi merupakan anak Ai Maimunah dari pernikahan sebelumnya.

Kemudian Muhammad Dede Solehudin adalah adik Wowon sekaligus paman dari NR.

Dari lima korban ini, tiga di antaranya meninggal dunia, yaitu Ai Maimunah dan Ridwan Abdul Muiz, dan Muhammad Riswandi.

Sementara NR serta Muhammad Dede Solehudin selamat dan menjalani perawatan.

Polisi pun melakukan penyelidikan. Ternyata, kelima korban ini diracun!

Bahkan mereka menjadi bagian dari rencana kasus pembunuhan berantai yang melibatkan Wowon cs.

Termasuk Muhammad Dede Solehudin, yang semulanya menjadi korban, kini justru ditetapkan sebagai tersangka.

Dikutip dari WartaKotalive.com, Dede sengaja menenggak sedikit kopi beracun yang sudah disiapkan Solihin untuk mengelabui polisi.

Apa motifnya?

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran mengatakan, Wowon cs membunuh para korban untuk menutupi tindak pidana yang pernah mereka lakukan sebelumnya.

"Korban meninggal dunia di Bekasi dibunuh para tersangka yang diketahui melakukan tindak pidana lain," kata Fadil Imran dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Kamis (19/1/2023).

Ketiga pelaku itu menganggap para korban dinilai berbahaya karena mengetahui tindak kejahatan yang dilakukan sebelumnya.

"Keluarga dekat dianggap berbahaya karena mengetahui dia (pelaku) melakukan tindak pidana lain berupa pembunuhan dan penipuan kepada korban lain," jelasnya.

Dalam tindak pidana lain yang diketahui, para pelaku kerap menjanjikan bisa melipat gandakan harta kepada calon korban lainnya.

Adapun modus melipat gandakan harta itu dikemas dengan cara ilmu supranatural untuk membuat orang sukses dan kaya.

"Sebenarnya endingnya adalah bagaimana mengambil uang pada korban yang terkena tipu daya," katanya.

Rupanya, Wowon bersama Duloh dan Dede telah melakukan pembunuhan terhadap enam korban lain di dua lokasi yang berbeda, yaitu di Cianjur dan Garut.

Di Cianjur, Wowon cs membunuh lima orang yang tiga di antaranya merupakan keluarga dari Wowon.

Ketiga korban ini adalah Wiwin yang merupakan istri Wowon; Bayu, bocah berusia dua tahun yang merupakan anak dari Wowon dan Wiwin; serta Noneng, ibu Wiwin sekaligus mertua Wowon.

Adapun Noneng dibunuh Wowon cs karena sebelumnya diinstruksikan membunuh Siti, korban lain yang menagih janji penggandaan harta kekayaan.

Saat itu, Wowon meminta Siti untuk mengambil hasil penggandaan kekayaannya ke Mataram.

"Siti ini nagih 'mana hasil penggandaan uangnya?' kemudian dibilang Wowon 'ambilnya di Mataram," kata Trunoyudo kepada wartawan, Jumat (20/1/2023).

Wowon lantas meminta Noneng untuk mengantarkan Siti mengambil apa yang disebut Wowon.

Namun, tak hanya diperintah untuk mengantar ke Mataram, Noneng ternyata juga diinstruksikan Wowon untuk menghabisi nyawa Siti.

"Karena diperintah oleh Wowon, Noneng mendorong Siti ke laut di Surabaya," ujarnya.

Singkat cerita, Siti pun tewas dan jasadnya ditemukan warga mengambang di laut.

Ia dikebumikan di kampung halamannya di kawasan Garut, Jawa Barat.

Selanjutnya, posisi Noneng tidak bisa dibilang aman setelah menjalankan perintah Wowon.

Noneng pun dibunuh karena dianggap berbahaya lantaran mengetahui tindak kejahatan yang dilakukan Wowon cs.

Untuk menutupi kejahatan tersebut, jenazah Noneng bersama Wiwin dan Bayu, dimasukkan ke dalam lubang di samping rumah tersangka Duloh, yang kemudian dicor dan dikeramik.

Masih di lokasi yang sama, polisi juga menemukan lubang lain yang berisi kerangka tulang diduga bernama Farida.

Farida merupakan seorang tenaga kerja wanita (TKW) yang tertipu Wowon dkk.

Satu korban lain masih dalam pencarian penyidik dan belum belum dapat dipastikan identitasnya.

Polisi Dalami Motif Wowon Cs Bunuh Anak-anak

Polisi kini masih mendalami motif Wowon cs yang tega membunuh anak-anak dalam rangkaian pembunuhan yang mereka lakukan.

Dari total sembilan korban yang dibunuh para pelaku, satu anak yang tewas adalah darah daging dari Wowon bernama Bayu (2).

Selain Bayu, ada pula korban NR yang berusia lima tahun penjara yang juga anak tersangka Wowon.

Dalam hal ini, NR turut diracun bersama keluarganya di Bekasi, tapi ia berhasil selamat.

"Tim autopsi psikologi forensik turut mendampingi kami untuk melihat motif sebenarnya, kalau penipuan, mengapa anak 2 tahun dibunuh, anak 5 tahun diracun," kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi kepada wartawan, Jumat (20/1/2023).

Hengki menyampaikan bahwa pengusutan kasus pembunuhan berantai ini masih terus berlanjut. Sebab, pihaknya tak bisa percaya begitu saja dengan keterangan para tersangka.

"Penyelidikan kami belum selesai. Kami tidak berdasarkan keterangan tersangka, kami harus bicara sesuai fakta dan alat bukti," ucap Hengki.

(Tribunnews.com/Sri Juliati/Abdi Ryanda Shakti) (WartaKotalive.com/Desy Selviany)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas