Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terungkap, Sosok Wowon si Pembunuh Berantai di Bekasi Adalah Suami Siri Sekaligus Ayah Tiri Korban

Kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Wowon cs ini berawal dari kematian tiga dari lima anggota keluarga di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Terungkap, Sosok Wowon si Pembunuh Berantai di Bekasi Adalah Suami Siri Sekaligus Ayah Tiri Korban
Tangkap layar YouTube Kompas TV, istimewa
Pelaku pembunuhan berantai, Wowon, saat ditangkap di rumahnya di Kecamatan Ciranjang, Cianjur, Jawa Barat, Selasa (17/1/2023). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terungkap fakta bahwa Wowon adalah suami siri sekaligus ayah tiri Ai Maemunah (40 tahun), warga Cianjur yang baru sepekan tinggal di rumah kontrakan tersebut, yang kini telah meninggal dunia.

Diberitakan sebelumnya polisi telah menangkap tiga tersangka pembunuh berantai atau serial killer Bekasi-Cianjur, Jawa Barat.

Ketiganya adalah Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehudin yang juga jadi korban.

Bagaimana Wowon bisa menjadi ayah tiri sekaligus suami siri dari Ai Maemunah?

Informasi yang dihimpun menyebutkan, Wowon awalnya menikahi ibunda Ai.

Setelah ibunda Ai meninggal, Wowon malah menikah secara siri dengan anak tirinya itu.

Ai Maemunah sendiri disebut telah menikah dua kali.

Berita Rekomendasi

Pernikahan pertama adalah dengan Didin, dan melahirkan tiga anak yakni Ridwan dan Ruswandi—yang telah meninggal itu, serta Salsa (13) yang disinyalir sedang berada di Bandung.

Baca juga: Daftar 9 Korban Tewas Dibunuh Wowon Cs: Keluarga Bekasi Diracun, Balita, Ada yang Dibuang ke Laut

Ai Maemunah dan Didin bercerai lima tahun lalu.

Setelah bercerai dengan Didin, Ai Maemunah menikah dengan Wowon yang merupakan ayah tirinya (mantan suami dari ibu kandung Ai yang telah meninggal).

Kronologi

Untuk informasi, kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Wowon cs ini berawal dari kematian tiga dari lima anggota keluarga di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.

Awalnya, korban bernama Ai Maemunah dan kedua anaknya Ridwan Abdul Muiz (20) serta M Riswandi (16) tewas karena keracunan.

Namun, belakangan diketahui mereka ternyata diracun dengan pestisida hingga racun tikus.

Sementara itu, masih ada dua korban yang masih dirawat di rumah sakit yakni bernama Neng Ayu (5) dan M. Dede Solehudin.

Setelah diselidiki, polisi berhasil menangkap tiga tersangka.

Yakni, Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehudin yang juga jadi korban.

Singkat cerita, ternyata ada aksi pembunuhan lain yang dilakukan para tersangka.

Wowon cs ternyata pernah melakukan pembunuhan di Cianjur dan Garut, Jawa Barat.

Di Cianjur, terdapat lima orang korban yang empat di antaranya merupakan keluarga dari pelaku.

Wowon membunuh Wiwin yang merupakan istri dari Wowon. Dia juga membunuh anaknya, Bayu (2) dan mertuanya yang juga ibu korban Wiwin yakni Noneng.

Keempat jenazah itu dimasukan di tiga lubang di sekitar rumah Wowon di Cianjur dengan semua barang-barangnya dan langsung dicor dan dikeramik agar jejak korban tak terlihat.

Selanjutnya, satu korban masih belum diketemukan jasadnya. Pengakuan Wowon, dia membunuh satu lagi namun tak diberi tahu dikemanakan jasad korban.

Lalu, satu korban lainya di Garut, Jawa Barat dibuang ke laut oleh Wowon cs. Namun, akhirnya bisa diketemukan dan dimakamkan secara laik.

Motif pembunuhan

Polda Metro Jaya memastikan kasus sekeluarga di Bekasi Jawa Barat yang sebelumnya sempat dikabarkan keracunan ternyata korban pembunuhan berencana.

Diketahui, akibat mengonsumsi racun yang diracik para pelaku dalam kopi, tiga korban meninggal dunia.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengatakan pembunuhan berencana tersebut dilakukan tiga tersangka yakni Wowon alias Aki, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solihin.

Ketiganya sengaja membunuh para korban bertujuan untuk menutupi tindak pidana yang pernah dilakukan sebelumnya yang diketahui para korban.

Yakni Wowon cs ternyata pernah melakukan pembunuhan di Cianjur dan Garut, Jawa Barat.

"Ternyata korban meninggal dunia di Bekasi dibunuh para tersangka ini diketahui melakukan tindak pidana lain," kata Fadil Imran dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Kamis (19/1/2023).

Lanjut Fadil, adapun dalam kasus pembunuhan ini, baik korban tewas dan para tersangka memiliki hubungan keluarga dekat.

Kemudian para pelaku ini menganggap para korban dinilai berbahaya karena mengetahui tindak kejahatan yang dilakukan sebelumnya.

"Keluarga dekat dianggap berbahaya karena mengetahui dia (pelaku) melakukan tindak pidana lain berupa pembunuhan dan penipuan kepada korban lain," jelasnya.

Terkait tindak pidana lain itu, Fadil menjelaskan, bahwa sebelum memutuskan membunuh korban di Bekasi, para pelaku ini kerap menjanjikan bisa melipat gandakan harta kepada calon korban.

Adapun modus melipat gandakan harta itu dikemas dengan cara ilmu supranatural untuk membuat orang sukses dan kaya.

"Sebenarnya endingnya adalah bagaimana mengambil uang pada korban yang terkena tipu daya," katanya.

Untuk informasi, warga di Kampung Ciketing Barat RT 02 RW 03 Kelurahan Ciketing Udik, Bantar Gebang, Kota Bekasi digegerkan dengan adanya lima orang yang diduga keracunan, Kamis (13/1/2023) sekira pukul 08.00 WIB.

Kelimanya berinisial MDS, YN, RAM, NRN dan Mr X.

Dari lima orang itu, tiga di antaranya yakni YN, RAM, dan Mr X meninggal dunia.

Terungkapnya kasus tersebut berawal saat warga sekitar rumah kontrakan korban mendengar adanya suara rintihan seorang perempuan.

Karena curiga, warga langsung mengecek ke rumah korban.

Saat dilihat ternyata para korban sudah tak sadarkan diri dengan mulut berbusa.

Saksi pun lantas memberitahukan temuannya kepada perangkap desa setempat.

Saat itu, para korban pun dibawa ke rumah sakit.

Motif Pembunuhan Berantai di Bekasi Mirip Seperti Kasus Ryan Jombang

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menyebut kasus ini adalah pembunuhan berantai yang mirip dengan kasus Ryan Jombang.

"Termasuk saksi-saksi yang mengetahui (dibunuh). Jadi itu yang dia sebut 'perjuangan'. Kalau kita ingat kasus terpidana Ryan Jombang, ini kurang lebih sama modus operandi intimated related," kata Fadil.

Terkait pembunuhan sebelumnya, dalam menjalankan aksinya Wowon dan rekannya menjanjikan para korban dapat menjadi kaya mendadak lewat kekuatan supranatural.

Baca juga: Sadisnya Wowon, Hilangkan Jejak Pembunuhan dengan Mengubur Korban di Lubang hingga Dibuang ke Laut

Fadil memaparkan, 'perjalanan perjuangan pembunuhan' yang dilakukan tiga tersangka adalah menipu, mengiming-imingi korban kesuksesan hidup, membunuh korban setelah mendapatkan uang.

"Mereka melakukan serangkaian pembunuhan atau yang namanya serial killer dengan motif janji-yang dikemas dengan kemampuan supranatural agar sukses atau kaya. Perjalanan perjuangan pembunuhan dalam konteks para pelaku sebenarnya ending-nya adalah bagaimana mengambil uang dari korban yang terkena tipu daya," kata Fadil.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas