Survei LSI : Perempuan Lebih Banyak yang Menyatakan Harga Sembako dan BBM Tak Terjangkau
Berdasarkan survei LSI, kalangan perempuan lebih banyak yang menyatakan harga sembako dan BBM tidak terjangkau.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Dari segi desa/kota, masyarakat yang menyatakan harga sembako terjangkau tidak berbeda jauh yakni 51,2% : 53,6%.
Tapi dari segi harga BBM, sedikit lebih banyak orang di wilayah perkotaan yang menyatakan harga BBM terjangkau (50,9%).
Sedangkan di pedesaan lebih banyak yang menyatakan harga BBM kurang atau tidak terjangkau (50,3%).
Dari sisi wilayah, kata dia, wilayah Sumatera lebih banyak yang menyatakan harga BBM tidak terjangkau (53,3%).
Demikian juga, kata dia, dengan wilayah Banten (50,3%), DKI Jakarta (62,4%), dan Jawa Barat (57,9%).
"Ini Sumatera, Banten, DKI, Jawa Barat itu yang menyatakan harga BBM tidak terjangkau itu lebih banyak, cukup signifikan, dibandingkan dengan yang menyatakan harganya terjangkau," kata dia.
"Yang lain adalah wilayah Kalimantan. Wilayah Kalimantan juga lebih banyak yang menyatakan BBM tidak terjangkau (62,1%). (Maluku/Papua 50,9%). Wilayah lainnya, sebaliknya (menyatakan BBM terjangkau yakni Jateng/DIY 56,1%, Jatim 51,2%, Bali/Nusa 51,5%, dan Sulawesi 69,5%)," sambung dia.
Pemilih Gerindra Cenderung Bilang Harga Sembako dan BBM Tak Terjangkau
Tak hanya itu, berdasarkan Survei LSI, dilihat dari basis pendukung partai pada Pemilu 2019 lalu, pemilih Partai Gerindra cenderung menyatakan harga sembako dan BBM tidak terjangkau.
"Kecenderungannya pemilih partai seperti Gerindra yang tadinya bersebrangan dengan pemerintah itu pemilih partai Gerindra cenderung menyatakan harga sembako (53,9 persen) dan BBM (49,1%) tidak terjangkau," kata Djayadi Hanan.
"Sebaliknya pemilih PDIP (63,7%), Golkar (53,3%), Nasdem (59,5%), PPP (58,3%), itu cenderung mengatakan harga sembako terjangkau," sambung dia.
Sementara itu, partai oposisi di antaranya PKS (60,0%) dan Demokrat (50,0%) pendukungnya cenderung menyatakan harga sembako tidak terjangkau.
Terkait harga BBM, kata dia, kecenderungannya semua pendukung partai menyatakan harga BBM kurang terjangkau kecuali PKB.
Pendukung PKB, kata dia, cenderung menyatakan harga BBM lebih banyak yang terjangkau (49,1%) dibanding yang tidak.