Ditanya Soal Isu Politik Airlangga Hartarto Minta Tunggu Hari Rabu, Sinyal Reshuffle Kabinet?
Airlangga meminta wartawan untuk menunggu hari Rabu saat ditanya soal politik. Apakah ini sinyal reshuffle kabinet?
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian yang juga Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto enggan berkomentar soal isu politik saat ditanya usai rapat internal di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (31/1/2023).
Airlangga mengatakan untuk isu politik sebaiknya tunggu hari Rabu.
"Politik tunggu hari Rabu," kata Airlangga.
Namun Airlangga tidak menjelaskan lebih jauh soal agenda politik apa yang akan terjadi pada hari Rabu.
Baca juga: Isu Reshuffle Kabinet Rabu Pon, PPP Ngaku Belum Diberi Tahu Jokowi
Ia hanya mengatakan bahwa setiap hari Rabu pasti ditunggu-tunggu.
"Setiap hari Rabu ditungguin," katanya.
Seperti diketahui, isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan reshuffle kabinet terus bergulir.
Presiden disebut akan melakukan reshuffle pada Rabu esok, karena bertepatan dengan Rabu Pon berdasarkan penanggalan Jawa.
Jokowi kerap melakukan reshuffle pada Rabu Pon.
Terkait hal tersebut Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengaku tidak mengetahuinya.
Menurutnya pada hari Rabu ia bersama Presiden Jokowi akan berangkat ke Bali pada sore hari.
"Saya engga tahu. Rabu saya dampingi presiden ke Bali. Sore berangkat," kata Pramono di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (30/1/2023).
Pramono tidak menjawab pasti apakah Reshuffle akan dilakukan sebelum Presiden berangkat ke Bali.
Ia kembali mengulang pernyataan bahwa pada Rabu sore, Presiden akan ke Bali.
Baca juga: Wakil Ketua Umum PPP: Biasanya Presiden Undang Parpol Mepet Pengumuman Reshuffle
"Ya Rabu sore pergi ke Bali, sampai Kamis," katanya.
Pramono mengatakan meskipun ia mengetahui informasi mengenai reshuffle, ia tidak bisa membocorkannnya ke publik.
"Walaupun tahu, mohon maaf ya," pungkasnya.
Jokowi Disebut Punya Pertimbangan
Sementara itu Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki pertimbangan sebelum melakukan perombakan kabinet atau reshuffle.
Viva menyebut pertimbangan itu terkait kinerja para menteri dan juga mengenai politik.
"Reshuffle itu hak prerogatif presiden, baik pertimbangannya tentang kinerja menteri atau soal politik," kata Viva.
Lebih lanjut, kata Viva, PAN menghormati Konstitusi bahwa soal reshuffle itu kewenangan presiden.
Hal itu diatur di pasal 17 UUD RI 1945 bahwa dalam menjalankan pemerintahannya presiden dibantu oleh menteri-menteri yang membidangi urusan tertentu di pemerintahan, yang diangkat dan diberhentikan oleh presiden.
"Presiden tentu memiliki pertimbangan yang khusus dan detil yang berkaitan dengan kinerja menteri yang berdampak kepada kinerja pemerintahan dan juga karena pertimbangan politik agar dapat menjalankan tugas melayani masyarakat, bangsa dan negara dengan baik," ujarnya.
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengaku belum diberi informasi terkait reshuffle itu.
"Apakah PPP sudah diajak bicara? Jawabannya saya hari ini Senin pagi, saya ingin sampaikan, itu belum, PPP menyerahkan kepada presiden," kata Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani.
"Sampai dengan saat ini presiden kan belum menjelaskan kapan kalaupun reshuffle itu ada akan dilakukan," imbuhnya.
Wakil Ketua MPR RI itu mengatakan, PPP menyerahkan keputusan terkait reshuffle kepada Presiden Jokowi. Menurutnya, Jokowi pasti sudah punya pertimbangan sendiri jika memang akan melakukan reshuffle.
"Partai-partai itu percaya semua. Bagaimana pun Presiden Jokowi akan menjaga keseimbangan semuanya," tutupnya.
Baca juga: PAN Soal Kabar Jokowi Bakal Reshuffle Rabu Pon: Presiden Memiliki Pertimbangan Khusus
PKB Belum Diajak Bicara soal Reshuffle
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin mengaku belum diajak bicara Presiden Joko Widodo terkait wacana reshuffle kabinet yang ramai beredar di publik belakangan ini.
Ia pun mengaku belum tahu soal urgensi terkait hal tersebut dan kapan hal tersebut akan dilakukan.
Gus Muhaimin menegaskan reshuffle kabinet adalah kewenangan presiden. Oleh sebab itu, pihaknya akan mendukung apapun keputusan presiden.
Ia berharap reshuffle kabinet bisa meningkatkan kinerja pemerintah.
"Ya, reshuffle hendaknya tidak sekadar politis, tetapi meningkatkan kinerja pemerintahan," katanya.
PKB, kata dia, tidak akan mengusulkan siapapun untuk direshuffle. Ia percaya Presiden Joko Widodo lebih mengetahui siapa sosok yang perlu direshuffle atau tidak. Namun demikian, kata dia, PKB akan siap jika diminta menyediakan nama untuk masuk kabinet.
"Oh siap, kita punya banyak nama yang siap," kata Gus Muhaimin.
Nasdem Enggan Berkomentar
Terpisah, Sekretaris Jenderal Partai NasDem Johnny Plate enggan berkomentar banyak terkait pertemuan Ketua Umum NasDem Surya Paloh dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis pekan lalu.
Plate hanya mengatakan bahwa pertemuan tersebut berjalan baik untuk pembangunan nasional.
“Pertemuannya bagus, baik, ya untuk kepentingan pembangunan nasional kita yang lebuh lancar di tengah situasi yang penuh tantangan,” kata Plate.
Terkait isi pembicaraan pertemuan tersebut, Plate mengatakan hanya Surya Paloh dan Presiden Jokowi saja yang tahu.
“Kalau itu kan pak Surya dan bapak presiden yang tahu isinya lah. Nanti dari mereka saja.,” tuturnya.
Plate tidak menjawab saat ditanya apakah pertemuan tersebut terkait dengan rencana Presiden Jokowi yang akan melakukan reshuffle kabinet.
Termasuk saat ditanya mengenai nasib NasDem di koalisi pemerintahan. Plate berlalu meninggalkan wartawan dan menuju mobilnya di Halaman Istana Kepresidenan, Jakarta.