Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Mendagri Sentil Kepala Daerah Karangasem dan Kalimantan Barat Terkait Tingginya Inflasi 

Berdasarkan data yang dikantongi Kemendagri, inflasi Provinsi Kalimantan Barat mencapai angka 6,3 persen dan Kabupaten Karangasem 10,66 persen. 

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Mendagri Sentil Kepala Daerah Karangasem dan Kalimantan Barat Terkait Tingginya Inflasi 
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian (kanan). Tito pun mengingatkan pemerintah daerah (Pemda) mewaspadai momen peringatan hari besar agar harga kebutuhan tidak naik signifikan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Inflasi yang tinggi di Kabupaten Karangasem (di Bali) dan Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) menjadi sorotan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian.

Tito pun mengingatkan agar pemerintah daerah (Pemda) mewaspadai momen peringatan hari besar. 

Berdasarkan data yang dikantongi Kemendagri, inflasi Provinsi Kalimantan Barat mencapai angka 6,3 persen dan Kabupaten Karangasem 10,66 persen. 

Hal ini diungkap di Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang berlangsung secara hybrid dari Gedung Sasana Bhakti Praja Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Senin (30/1/2023).

Baca juga: Mendagri Minta Pemda Perbaiki Akses Jalan untuk Kendalikan Inflasi

“Belajar dari kenaikan di Karangasem maupun Kalbar ini kami kira lesson learned, pelajaran bagi kita semua seluruh daerah untuk betul-betul mengantisipasi kemungkinan kenaikan demand atau kenaikan permintaan dikarenakan adanya kegiatan-kegiatan perayaan tertentu,” ujarnya.

Tingginya inflasi tersebut salah satunya berkaitan dengan momen peringatan hari besar di dua daerah tersebut. 

Berita Rekomendasi

Hal itu membuat permintaan terhadap barang tertentu menjadi tinggi yang diikuti dengan naiknya harga.

“Ini belajar dari situ, saya kira kalau ada daerah lain yang ada hari-hari besar yang spesifik, bukan hanya secara nasional, tapi yang lokal, itu juga diantisipasi dengan penyiapan stok pangan sebelumnya,” jelasnya.

Sebelumnya, dalam kesempatan itu Gubernur Kalbar Sutarmidji menjelaskan berbagai faktor yang membuat tingginya angka inflasi, salah satunya yakni peringatan hari besar.

Dalam setahun, sekira ada 10 bulan yang memiliki hari-hari besar seperti keagamaan.

Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno: Lonjakan Harga Tiket Penerbangan Juga Pemicu Inflasi

Dia mencontohkan, dalam satu tahun masyarakat di daerahnya melangsungkan dua kali ritual Cheng Beng atau sembahyang kubur bagi masyarakat Tionghoa. 

Kegiatan itu menyangkut banyak hal, diantaranya kebutuhan daging babi dan sebagainya. 

Pada 2022 terdapat penyakit yang membuat banyak babi mati, sedangkan kebutuhannya tengah meningkat. Hal itu lantas membuat harganya menjadi mahal.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas