Perjanjian dengan Prabowo dan Utang ke Sandiaga Diungkit, Pengamat: Upaya Degradasi Citra Anies
Pengamat menganggap pengungkitan soal Anies dari perjanjian politik dengan Prabowo hingga utang ke Sandiaga adalah upaya degradasi citra.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Suci BangunDS
Juru bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, menegaskan pihaknya lebih fokus kepada ide dan program bermanfaat untuk rakyat.
"Tidak ada yang perlu ditanggapi (terkait utang Anies ke Sandiaga). Kami fokus dengan ide, gagasan besar untuk negeri, dan program-program yang bermanfaat untuk rakyat, seperti yang selalu ditekankan oleh Ketum AHY," kata Herzaky saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (5/2/2023).
Herzaky menilai pernyataan seperti yang disampaikan Erwin adalah bentuk ketakutan dan upaya pendegradasian Koalisi Perubahan serta Anies Baswedan selaku bakal calon presiden (bacapres) dari koalisi yang beranggotakan Partai NasDem, Demokrat, dan PKS tersebut.
"Arus perubahan semakin deras mengalir. Semakin banyak rakyat yang menginginkan perubahan dan perbaikan. Wajar saja kalau kemudian banyak yang ketakutan dan bolak-balik ingin mendegradasi Koalisi perubahan maupun bacapres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan," katanya.
Baca juga: Waketum Golkar Sebut Anies Baswedan Punya Utang Rp50 M pada Sandiaga Uno saat Pilkada DKI 2017
Lebih lanjut, Herzaky menganggap banyak partai politik (parpol) lain tidak menduga bahwa Koalisi Perubahan adalah koalisi pertama yang mengumumkan bacapres untuk Pilpres 2024.
"Banyak yang tak menduga, koalisi perubahan ternyata menjadi koalisi pertama yang memiliki bacapres di saat yang lain masih galau," tuturnya.
Senada dengan Demokrat, Partai NasDem pun enggan untuk mencampuri urusan tersebut.
Wasekjen DPP Partai NasDem, Herwami Taslim mengatakan hal tersebut merupakan urusan yang bersifat personal.
"Kita enggak ngurus dan enggak perlu tahu hal-hal yang bersifat personal," kata Hermawi.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Chaerul Umam)
Artikel lain terkait Pilpres 2024