Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Prabowo Bicara Soal Loyalitas dan Musuh dalam Selimut, Siapa yang Disinggung dalam Pidato Tersebut?

Prabowo juga mengaku sering dikhianati tapi dia menegaskan tidak ambil pusing soal sering dikhianati, asal tidak mengkhianati.

Penulis: Malvyandie Haryadi
zoom-in Prabowo Bicara Soal Loyalitas dan Musuh dalam Selimut, Siapa yang Disinggung dalam Pidato Tersebut?
Tribunnews.com/Naufal Lanten
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat perayaan Hari Lahir atau Harlah ke-15 Gerindra di DPP, di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan, Senin (6/2/2023). 

Sementara, dalam pidatonya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyatakan menjadi saksi bahwa Presiden Jokowi memang bekerja keras mewujudkan cita-cita untuk kemajuan bangasa Indonesia.

Cita-cita presiden tersebut, kata Prabowo sama seperti cita-cita dari Gerindra.

Ia mengatakan mengetahui hal ini usai bergabung dengan pemerintahan yang dipimpin Jokowi sejak tahun 2019.

"Setelah saya gabung dengan pemerintah yang dipimpin oleh Pak Joko Widodo, saya menjadi saksi, saya melihat betapa beliau bekerja keras untuk cita-cita yang sama dengan cita-cita kita," kata Prabowo dalam pidatonya.

Berkenaan dengan itu, Prabowo menyatakan akan terus mendukung dan membela Presiden Jokowi hingga berhasil.

Menteri Pertahanan RI ini pun meyakini Presiden Jokowi akan memberikan bukti efektivitas pemerintahannya.

"Karena itulah saya mendukung beliau, dan saya membela beliau sampai berhasil. Dan saya yakin pemerintahan beliau akan berhasil, dan sudah memberi bukti daripada efektivitas pemerintahan tersebut," ujar Prabowo.

Berita Rekomendasi

Lebih lanjut, Prabowo mengatakan dirinya bukan sedang menjilat saat menyatakan menjadi saksi bahwa Presiden Jokowi bekerja keras untuk mewujudkan cita-cita bangsa.

Prabowo menyebut hanya menyatakan bahwa kebenaran harus diakui, bukan disangkal.

"Saya minta kader Partai Gerindra mengerti itu. Bukan saya menjilat, tidak. Saya hanya mengatakan yang benar ya benar dan kalau pemimpin kita benar, kita harus akui benar," kata Prabowo.

Menurutnya bangsa Indonesia harus menjauhkan atau menghilangkan sifat yang kurang menghargai pemimpinnya sendiri.

Padahal pemimpin yang bersangkutan memang bekerja untuk perbaikan bangsa.

"Jangan kita mau enaknya saja. Pemimpin memberi keberhasilan, dan pemimpinnya dicemoohkan," tuturnya.

"Ini saya lihat ada sifat bangsa Indonesia yang kadang-kadang kurang menghargai pemimpinnya sendiri. Ada sifat bangsa Indonesia yang kadang tidak mau mengakui kehebatan bangsa kita sendiri," jelas Prabowo. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas