MER-C Kirim Tim Bedah untuk Bantu Korban Gempa di Turki
Lembaga kegawatdaruratan MER-C akan mengirimkan tim bedah untuk membantu para korban gempa yang ada di Turki.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga kegawatdaruratan MER-C akan mengirimkan tim bedah untuk membantu para korban gempa yang ada di Turki.
Gempa dahsyat dengan magnitudo 7,8 yang melanda Turki meluluhlantakkan Turki bagian Selatan, bahkan hingga dirasakan ke Suriah dan Lebanon.
Ketua Presidium MER-C, dr. Sarbini Abdul Murad mengatakan MER-C akan mengirimkan tim bedah yang terdiri dari Dokter Spesialis Bedah Orthopedi, Dokter Anastesi, Dokter Umum, Perawat Bedah dan Perawat.
Total ada 7 sampai 8 orang dalam satu tim yang akan diberangkatkan di Minggu ini ke Turki.
"Kita berangkatkan tentatif hari Sabtu atau Minggu," kata dr. Sarbini pada konferensi pers di Kantor MER-C, Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Presidium MER-C, dr Yogi Prabowo memperkirakan korban gempa bumi Turki kali ini melebihi gempa bumi di Yogyakarta di tahun 2006.
Data sementara menyebut bahwa sampai Rabu ini, jumlah korban tewas mencapai angka 7.926 orang, dimana sebanyak 5.894 korban tewas ada di Turki dan 2.032 korban tewas di Suriah.
Jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah sebab masih banyak warga yang tertimbun reruntuhan bangunan dan menunggu proses evakuasi.
"Pertolongan pada fase tanggap darurat ini akan memakan waktu yang tidak cepat, walaupun Turki sudah mempunyai standar. Oleh karena itu MER-C akan merancang bantuan ini secara hati-hati.
Turki saat ini dilanda cuaca ekstrim, dimana pengungsi rentan seperti anak, ibu hamil dan lansia dapat mudah terkena penyakit akut dan kronik non-bedah.
Untuk itu, MER-C akan melengkapinya dengan spesialis non-bedah, seperti Dokter Spesialis Penyakit Dalam hingga Dokter Spesialis Anak untuk membantu Dokter Umum untuk menangani pengungsi.
Kordinasi dengan berbagai pihak baik di Indonesia maupun di Turki tengah dilakukan untuk dapat menyalurkan amanah serta aspirasi masyarakat.
Baca juga: Korban Tewas Gempa Turki-Suriah Tembus 8.700 Orang, Bayi Baru Lahir Ditemukan Selamat
Yogi berharap pemerintah memperhatikan antusiasme masyarakat Indonesia yang ingin menjadi sukarelawan membantu warga Turki dan sekitarnya.
Sebab menurutnya masyarakat Indonesia memiliki kedekatan tersendiri dengan masyarakat Turki.
"Relawan yang mendaftar, baik itu relawan medis maupun non medis di MER-C sudah hampir 1000 orang. Mungkin ini salah satu yang terbanyak selama MER-C mengirimkan bantuan ke berbagai negara," ujarnya.