Perkiraan Harga Pesawat Susi Air yang Dibakar di Papua oleh KKB Tembus Rp 15 Miliar
Pesawat Susi Air yang dibakar di Papua oleh KKB pada Selasa (7/2/2023) lalu memiliki harga per unit hingga Rp 15 miliar dan diproduksi di Swiss.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Pesawat Susi Air diklaim telah dibakar oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya di Landasan Udara Paro, Kabupaten Nduga, Papua pada Selasa (7/2/2023).
Sementara pesawat Susi Air yang dibakar tersebut diketahui memiliki model bernama Pilatus Porter PC 6.
Informasi ini pertama kali disampaikan representatives Susi Air, Donal Fariz saat membeberkan kronologi sebelum pesawat tersebut dibakar.
"Selasa tanggal 7 Februari 2023 pukul 06.35 WIT telah terjadi lost contact pesawat Susi Air Pilatus Porter PC 6/PK-BVY di Bandara Paro sekitar pukul 06.17 pada saat melaksanakan penerbangan dengan rute Timika - Paro - Timika dengan membawa 5 penumpang dan barang bawaan dengan total muatan 452 kg," tuturnya.
Pesawat model Pilatus Porter PC 6 merupakan produksi dari perusahaan penerbangan yang berbasis di Swiss, Pilatus Aircraft Ltd seperti dikutip dari Aviacionline.com.
Namun, Pilatus Aircraft telah menghentikan produksi pesawat model Pilatus Porter PC 6 sejak 2017 usai diproduksi pertama kali pada tahun 1959 lalu.
Baca juga: KKB Bakar Pesawat Susi Air di Papua, Pengamat Militer Sarankan Operasi Gabungan TNI-Polri
Terkait harga Pilatus Porter PC 6, beberapa situs penjualan pesawat tidak mengungkapkannya dengan gamblang.
Menurut situs penjualan pesawat, Aerocorner.com dan trade-plane.org, Pilatus Porter PC 6 diperkirakan dibanderol dengan rentang harga 700 ribu-1 juta dolar AS atau jika dirupiahkan mencapai Rp 10-15 miliar per unitnya tergantung kostumisasi permintaan.
Sementara untuk spesifikasi, Pilatus Porter PC 6 ditenagai mesin piston 254 kW pada awal pembuatannya.
Lalu penerbangan pertama kali dilakukan pada 4 Mei 1959.
Dua tahun pasca penerbangan perdana, versi terbaru untuk mesin Pilatus Porter pun dibuat yaitu Turbomeca Astazou II.
Namun, mesin terbaru tersebut justru menimbulkan komplain lantaran boros bahan bakar dan ketahanannya.
Alhasil mesin pun kembali diganti dengan Garret Air Research TPE 331 pada tahun 1967.
Perubahan terhadap mesin pesawat Pilatus Porter PC 6 pun terus berlanjut hingga tahun 1996 ketika mesin Pratt & Whitney Canada PT6A dipasang.
Baca juga: Polisi Ungkap Hambatan Proses Pencarian Pilot hingga Penumpang Pesawat Susi Air di Papua