Pemerintah Indonesia Kirim Tim Medis dan Logistik Tahap Awal untuk Korban Gempa Turki-Suriah
Pemerintah Indonesia mengirimkan tim medis dan logistik kesehatan tahap awal untuk membantu penanganan gempa bumi yang terjadi di Turki dan Suriah.
Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengirimkan tim medis dan logistik kesehatan tahap awal untuk membantu penanganan gempa bumi yang terjadi di Turki dan Suriah.
Plt Kepala Pusat Krisis Kesehatan, Sumarjaya mengatakan, Kemenkes akan mengirimkan 65 tenaga medis pada Senin (13/2/2023).
"Tim medis ini akan diberangkatkan hari Senin, dalam satu kloter dengan pesawat khusus," kata Sumarjaya pada saat upacara pelepasan bantuan di Landasan Udara TNI AU, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (11/2/2023), dikutip dari laman Kemenkes.
Tenaga medis yang akan dikirim terdiri dari 3 jenis, yakni:
1. Dokter spesialis
Dokter spesialis terdiri dari spesialis bedah, spesialis orthopedi, spesialis anestesiologi, ahli pediatri, spesialis emergensi, spesialis kandungan, dan psikiatater.
Baca juga: Korban Tewas Gempa Turki dan Suriah Capai 28 Ribu Orang, Kerusuhan Ganggu Upaya Penyelamatan
2. Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan yakni dokter umum, perawat kamar bedah, perawat IGD, perawat ICU, Psikolog, farmasi, bidan, epidemiolog, ahli gizi dan kesehatan lingkungan.
3. Tenaga pendukung kesehatan
Tenaga pendukung kesehatan diantaranya administrasi, logistik, dan koordinator kesehatan.
Nantinya, tim kesehatan dari Kemenkes akan bergantung dengan 39 tenaga medis dari TNI, Polri dan BNPB sebagai Emergency Medical Team (EMT).
Dengan demikian total tenaga medis yang akan diberangkatkan ke Turki dan Suriah sebanyak 104 orang.
Dengan rincian 65 orang dari Kementerian Kesehatan, 17 orang dari TNI, 17 orang dari Polri, dan 4 orang dari BNPB.
Baca juga: Update Gempa Turki dan Suriah: Lebih dari 28.000 Orang Tewas, Penjarahan Meluas di Kota
Selain tim medis, pada tahap awal ini, Kementerian Kesehatan juga akan mengirimkan 2,5 ton logistik kesehatan terdiri dari logistik non medis, perangkat medis, obat-obatan, dan Bantuan Medis Habis Pakai (BMHP).
Sumarjaya membeberkan bahwa pengiriman tim kesehatan akan mendukung tim pendahulu yang sudah berangkat.
Tim pendahulu yang dikirim adalah Tim Middle Urban Search and Rescue (MUSAR) pada Sabtu (11/2/2023) menggunakan pesawat Hercules C-130 dan Boeing-737.
Total personil yang diberangkatkan sebanyak 65 orang terdiri dari 47 orang dari Basarnas dan 15 orang dari BNPB.
Tim tersebut rencananya akan ditempatkan ke wilayah paling parah terdampak gempa yakni Gaziantep, Diyarbakır, Kahramanmaraş, dan Hatay, dan akan bertugas selama satu bulan untuk membantu penanganan pasca gempa.
Tim MUSAR merupakan prioritas pemerintah mengingat pentingnya pencairan dan penyelamatan korban yang tertimbun reruntuhan bangunan dan selama ini masih dicari pascagempa yang terjadi pada Senin, 6 Februari 2023.
Selain bantuan SAR, pada saat yang sama pemerintah melalui Kementerian Pertahanan juga mengirimkan bantuan logistik awal sebanyak 5 ton untuk korban terdampak gempa.
Bantuan tersebut terdiri dari sepatu, makanan, hingga selimut.
Setelah mengirimkan tim pendahuluan, selanjutnya pemerintah akan mengirimkan tim medis yang tergabung dalam Tim Emergency Medical Team (EMT) pada Senin, 13 Januari 2023 menggunakan satu pesawat khusus.
Tim EMT ini akan fokus menangani kegawatdaruratan awal korban gempa yakni kasus-kasus yang berkaitan dengan patah tulang dan cedera lainnya.
Setelah Tim EMT diberangkatkan, selanjutnya akan ada pengiriman tim medis tahap kedua yang nantinya fokus pada penanganan penyakit-penyakit yang mungkin muncul pascagempa.
Tim kedua ini rencananya akan dikirim bulan depan.
Bantuan tahap ketiga, berupa logistik, peralatan dan bantuan lainnya masing-masing untuk Turki dan Suriah.
(Tribunnews.com, Widya)