"Tidak main main, bahkan karya terbitan dari dosen kita cukup banyak yang menembus Scopus Q1 hingga Scopus Q2, begitu pun dalam pengabdian juga demikian," jelas Kiswanto.

Dengan akreditasi unggul ini, Kiswanto berharap, lulusan Prodi Etnomusikologi semakin dapat dikenal di masyarakat.

"Harapannya Prodi Etnomusikologi ini dapat lebih banyak dikenal masyarakat."

"Semakin banyak dikenal karena kontribusinya bagi masyarakat, maka alumni ataupun para Etnomusikolog semakin mudah mendapatkan pekerjaan ataupun yang lebih bagus lagi dapat membuka lapangan pekerjaannya sendiri," ujar Kiswanto.

Lebih lanjut, predikat ini diharapkan menjadi pemantik bagi civitas akademika khususnya di Prodi Etnomusikologi dan umumnya ISI Surakarta untuk bisa memberikan pelayanan yang lebih prima dan berkualitas.

Baik dari sisi pengembangkan sumber daya manusia (SDM)-nya di dalamnya maupun standart lulusannya.

Baca juga: Musisi Belia Arkana Danendra Optimis Musik Nusantara Kontemporer akan Jadi Nusantara-wave

Dihubungi secara terpisah, salah satu dosen Prodi Etnomusikologi, Denis Setiaji, mengatakan bahwa umumnya lulusan Etnomusikologi dapat terserap diberbagai bidang pekerjaan.

Mereka di antaranya ada yang menjadi dosen atau tenaga pendidik, ASN, Guru Seni Budaya, Organizer, Pegiat Budaya, Peneliti bahkan Dokumentator Seni Pertunjukan. 

Setiap tahunnya, Prodi Etnomusikologi mampu meluluskan puluhan mahasiswa dengan gelar Sarjana Seni.

Mereka disyaratkan untuk menuntaskan karya Tugas Akhir Skripsi ataupun Karya Terapan yang meliputi Feature, Pameran Foto hingga Karya Organologi.

Adapun para mahasiswanya berasal dari berbagai wilayah, suku, ras dan budaya.

Beberapa mahasiswa di antaranya berasal dari Medan, Padang, Banyuwangi hingga Makassar.

"Mahasiswa yang jauh berasal dari Medan, Sumatera Utara; Padang, Sumatera Barat; Tangerang, Banten; Makassar, Sulawesi Selatan; Atambua, Nusa Tenggara Timur; DKI Jakarta; Depok,  Jawa Barat hingga Banyuwangi, Jawa Timur."

"Dalam tiga tahun terakhir, rata-rata pendaftar yang diterima menjadi mahasiswa kurang lebih 60 orang," jelas Denis.

Baca juga: Nyali Pemuda di Boyolali Produksi Gamelan, Buka Lapangan Kerja, Tepis Stigma Tak Modern