Etnomusikologi ISI Surakarta Raih Akreditasi Unggul, Siap Rancang Prodi Baru Pendidikan Seni Musik
Program Etnomusikologi ISI Surakarta raih Akreditasi Unggul sesuai Surat Keputusan Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT sejak 7 Februari 2023.
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Suci BangunDS
Sekilas Etnomusikologi
Sebagaimana diketahui, Etnomusikologi Institut Seni Indonesia Surakarta telah berdiri sejak tahun 1988.
Program studi ini dikembangkan berpijak pada pembelajaran kesenian tradisi khususnya musik etnik nusantara, baik dalam bentuk konsep maupun praktik.
Prodi ini lahir untuk mengkomunikasikan karya musik etnik nusantara yang ditinjau secara etik, estetik, dan akademik menjadi sebuah kajian karya musik etnik nusantara.
Tentunya dengan berpijak pada kaidah metodologi penelitian yang baik dan benar.
Prodi Etnomusikologi ini masuk dalam Fakultas Seni Pertunjukan di Institut Seni Indonesia Suarakarta.
Adapun lokasinya berada di Kampus I Kentingan Jl. Ki Hajar Dewantara No.19, Kentingan, Jebres, Surakarta, Jawa Tengah.
Baca juga: SAH Gamelan Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, Masuk WBTB ke-12 Indonesia
Proyeksi 5 Tahun ke Depan
Ketua Jurusan Etnomusikologi, Dr. Aris Setiawan, mengatakan proyeksi Jurusan Etnomusikologi dalam lima tahun yang akan datang adalah ingin mendirikan Prodi baru, yakni Prodi Pendidikan Seni Musik.
"(Adapun alasannya) karena selama ini Pendidikan Seni Musik tidak lahir di kampus seni tapi justru di luar kampus seni."
"Guru yang mengajarkan Pendidikan Seni Musik dituntut untuk bisa menghantarkan murid-muridnya mengikuti lomba, sedangkan di lain sisi mereka juga harus berkompeten di luar dunia musik," kata Aris Setiawan.
Untuk itu, diharapkan lulusan dari Prodi bentukan baru ini nanti dapat menjadi jawaban akan kebutuhan masyarakat dalam hal pembelajaran Seni Musik.
Hal yang menjadi pembeda Prodi Pendidikan Seni Musik dengan instansi pendidikan lain, yakni terletak pada pendalaman pemahaman tentang kesejarahannya.
"Bagaimana (memberikan pemahaman kepada seseorang) bahwa Musik itu dapat sebagai jembatan untuk mengetahui dari mana asal musik itu hidup, misalnya mempelajari alat musik Sasando, itu asalnya dari mana dan lain sebagainya," lanjut Aris Setiawan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.