Taruna Poltek Pelayaran Surabaya Tewas Dianaya, Ketua Komisi X DPR Desak Bentuk Tim Investigasi
Kasus tewasnya Taruna Politeknik Pelayaran Surabaya Muhammad Rio Ferdinand akibat dugaan penganiayaan senior berbuntut panjang.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus tewasnya Taruna Politeknik Pelayaran Surabaya Muhammad Rio Ferdinand akibat dugaan penganiayaan senior berbuntut panjang.
Komisi X DPR RI pun mendesak pembentukan tim investigasi untuk mengusut tuntas kasus tersebut.
“Kami mendesak pembentukan tim investigas untuk mengusut budaya kekerasan di Politeknik Pelayaran Surabaya yang mengakibatkan tewasnya salah satu taruna. Kami mendapat laporan jika kasus ini bukanlah satu-satunya kasus yang pernah terjadi,” ujar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda, Rabu (15/2/2023).
Untuk diketahui Muhammad Rio Ferdinand tewas dengan luka lebam di sekujur badannya pada Senin (6/2/2023) di kamar mandi Politeknik Pelayaran Surabaya.
Mahasiswa semester I diduga menjadi kekerasan seniornya.
Muhammad Yani, ayah Rio yang melihat kejanggalan pada kematian anaknya kemudian melapor ke Polsek Gununganyar.
Baca juga: Satu Senior di Poltekpel Surabaya Ditetapkan Tersangka karena Aniaya Juniornya hingga Tewas
Dari hasil penyelidikan, polisi menetapkan AF, senior korban sebagai tersangka penganiayaan.
Huda mengungkapkan mendapatkan laporan dari berbagai kelompok masyarakat terkait kasus tewasnya Muhammad Rio Ferdinand.
Menurutnya harus ada tim khusus untuk melakukan investigasi yang bertugas mengusut penyebab dan pihak-pihak yang bertanggungjawab atas tewasnya Rio.
“Meskipun sudah ada seorang tersangka tetapi dari laporan yang masuk ke kami banyak kejanggalan seperti apakah hanya satu orang saja yang menganiaya Rio sampai tewas ataukah ada aktor-aktor lain yang terlibat tetapi tidak sengaja ditutupi,” tukasnya.
Selain itu, kata Huda tim investigasi harus menyelidiki bagaimana peran dan tanggungjawab dari pengelola kampus.
Sebab ada kemungkinan kekerasan yang terjadi antara senior ke junior di Politeknik Pelayaran Surabaya bagian tradisi kampus sengaja dipelihara dengan alasan-alasan tertentu.
“Maka sudah selayaknya jika pihak pengelola kampus juga ikut bertanggungjawab atas insiden yang menimpa Rio. Kalau ternyata benar kekerasan senior ke junior adalah tradisi maka harus ada evaluasi besar-besaran terhadap penyelenggaraan pendidikan di Politeknik Pelayaran Surabaya,” katanya.
Politikus PKB ini pun mendesak agar rencana integrasi sekolah-sekolah kedinasan yang dikelola kementerian/lembaga di luar Kemendikbud Ristek segera direalisasikan.