Bibi Brigadir J Tak Terima Vonis Richard Eliezer, Sebut Terlalu Rendah untuk Pelaku Pembunuhan
Memang, kata Rohani, keluarga tak ingin memberatkan Richard Eliezer atas kasus pembunuhan berencana ini, tapi vonis ini terlalu rendah
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Rohani Simanjuntak, bibi almarhum Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J tidak terima atas vonis Richard Eliezer.
Menurutnya, vonis satu tahun enam bulan yang diberikan Majelis Hakim kepada Richard Eliezer terlalu ringan.
"(Vonis yang dijatuhkan kepada Richard Eliezer) terlalu rendah buat saya. Anakku (Brigadir J) sudah hilang nyawanya," kata dia dikutip dari Instagram Kompas TV.
Menurut Rohani, keluarga Brigadir J tak ingin memberatkan Richard Eliezer atas kasus pembunuhan berencana.
Keluarga pun bersyukur Richard Eliezer bersedia menjadi Justice Collaborator sehingga menjadi pembuka kotak pandora peristiwa nahas ini.
Baca juga: Tanggapi Vonis Eliezer, Pakar: Ini Bukti Hukum Tak Selalu Tajam ke Bawah dan Tumpul ke Atas
Hanya saja, hukuman satu tahun enam bulan dirasa kurang pas untuk terdakwa pembunuhan Brigadir J.
"Hukumannya ini terlalu rendah. Kami sangat sedih, nyawa itu nggak bisa dibayar."
"Biarpun (Richard Eliezer) disuruh atau diperintah, tapi Eliezer menembak mematikan, bukannya melumpuhkan," jelas Rohani
Keluarga, kata Rohani, masih selalu teringat sepeninggal Brigadir J.
Pihaknya masih tak menyangka nyawa Brigadir J hilang begitu saja di tangan orang-orang terdekatnya.
"Menurut saya (hukuman Richard Eliezer) ini terlalu rendah, tapi tidak tahu kuasa hukum kami bagaimana menilai."
"Hanya saya pribadi merasa hukuman ini terlalu rendah, cucuran darah anak saya nggak dibayar."
"Eliezer adalah pelaku pertama, meskipun dia bukan pelaku utama."
"Kami sakit, masih dalam ingatan kami ditinggalkan anak kami, sekalipun kami memberikan maaf (kepada Richard Eliezer), kami tidak pernah meminta hukuman berat untuk Eliezer, tapi vonis ini sudah terlalu rendah satu tahun enam bulan itu," tegas Rohani sambil menangis.
Baca juga: Jaksa Tak Banding Vonis Eliezer, IPW: Tidak Lazim tapi Ini Bentuk Keberpihakan kepada Suara Publik
Minta Eliezer Benar Bertaubat
Sementara itu, ibunda Brigadir J, Rosti Simanjuntak menekankan agar Richard Eliezer benar-benar bertaubat.
Meski telah menerima vonis Richard Eliezer, tapi Rosti tetap bersedih dan menyesalkan peristiwa pembunuhan Brigadir J.
Pembunuhan itu membuatnya harus rela melepas kepergian anaknya untuk selama-lamanya.
Lebih lanjut, Rosti berharap Richard Eliezer benar-benar bertaubat atas tindakannya yang melawan hukum.
Jangan sampai, kata Rosti, pertaubatannya dilakukan hanya karena terdesak atau mengedepankan kepentingan tertentu.
Baca juga: Rosti Simanjuntak Lega Kuat Maruf Divonis 15 Tahun Penjara: Ia Berperan Aktif Rencanakan Pembunuhan
Hal itu diungkapkan Rosti sesaat setelah sidang vonis Richard Eliezer selesai dibacakan Majelis Hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (15/2/2023).
"Memang kami keluarga telah mempercayai Majelis Hakim sebagai panjang tangan Tuhan yang telah memberikan vonis Richard Eliezer 1 tahun 6 bulan, biarlah almarhum Yosua melihat dari surganya Ya Tuhan,"
"Eliezer dipakai Tuhan untuk bertobat, benar-benar bertobat jangan hanya disaat terdesak."
"Ini perkataan seorang ibu kepada Eliezer dan semuanya."
"Eliezer, Tuhan yang melihat, almarhum Yosua yang tidak bisa saya peluk lagi biarlah dia bersama Tuhan di surga."
"Walaupun Eliezer hujami anakku dengan peluru yang sangat panas itu, saya menyerahkan dan percaya kepada Hakim, kami keluarga menerima," kata Rosti Simanjuntak sambil menangis, dikutip dari TribunJakarta.com.
Baca juga: Puas dengan Vonis Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, Rosti: Jangan Ada Yosua Lain Lagi
Putusan Tuhan
Rosti meyakini, vonis yang diberikan Majelis Hakim adalah takdir putusan Tuhan.
"Kami berterima kasih atas berakhirnya babak pertama di dalam persidangan pembunuhan anakku."
"Saya sebagi ibu dari Yusua mengucap syukur kepada Tuhan yang menunjukan mukjizatnya sehingga persidangan ini berjalan, dan memberikan hukuman kepada semua terdakwa sesuai dengan perpanjangan tangan Tuhan, karena hakimlah kepanjangan tangan tuhan untuk menegakkan hukum di dunia."
"Saya dari rumah berangkat dengan berdoa agar kepanjangan tangan Tuhan diberikan kearifan dan kebijaksanaan dalam memberikan putusan."
"Jadi inilah yang terbaik dari Tuhan dan apapun itu vonisnya, kami menerima," lanjut Rosti dikutip dari Kompas Tv.
Lebih lanjut pihaknya meminta agar seluruh masyarakat dapat mengawal kasus ini sampai di jenjang selanjutnya.
Baca juga: Saat Hakim Baca Kronologi Eksekusi Brigadir J, Rosti Simanjuntak Menangis Sambil Peluk Foto Anaknya
"Kami meminta kepada semua media dan seluruh rakyat Indonesia dan tim Penegak Hukum untuk mengawal kasus ini sampai dijenjang yang lebih tinggi lagi," lanjut Rosti.
Rosti juga berharap nama baik anaknya dipulihkan.
"Termasuk untuk membantu memulihkan nama baik, harkat dan martabat anak saya, begitu juga hak-hak nya," harap Rosti.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)(TribunJakarta.com/Siti Nawiroh)