KKP Bersama DPR RI Kembangkan Budidaya Ikan Air Tawar di Lombok Tengah
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama dengan DPR RI Komisi IV tengah mengembangkan budidaya ikan air tawar di Lombok Tengah.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi IV tengah mengembangkan budidaya ikan air tawar di Lombok Tengah. Upaya ini sejalan dengan peningkatan produksi perikanan budidaya guna menopang ketahanan pangan dan ekonomi daerah maupun nasional.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu, mengatakan, untuk menopang ketahanan pangan dan menggerakan ekonomi di daerah, KKP dalam hal ini Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) terus melakukan akselerasi guna meningkatan produksi perikanan di daerah. Untuk itu, KKP mendorong daerah-daerah potensial seperti Lombok Tengah ini untuk dikembangkan budidaya ikan air tawarnya.
“Terdapat perputaran uang yang besar hingga mencapai triliunan rupiah di Desa Bunkate Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah. Tentunya ini merupakan capaian yang luar biasa untuk satu desa”, ungkap Dirjen yang akrab disapa Tebe ini.
FAO memprediksi kebutuhan protein dunia akan meningkat hingga 70 persen, pasalnya populasi dunia diperkirakan akan tumbuh lebih dari sepertiga hingga tahun 2050.
Memiliki 17.504 pulau, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Dengan 6,4 juta kilometer persegi wilayah perairan dan zona ekonomi eksklusif, serta sumberdaya laut melimpah yang merupakan sumber pangan protein hewani dan peluang pekerjaan bagi jutaan masyarakat pesisir.
“Pada kesempatan kali ini, KKP bersinergi dengan Komisi IV DPR RI yang membidangi Perikanan, Pertanian dan Kehutanan, akan terus mengembangkan dan meningkatkan sektor perikanan di daerah sebagai wujud dalam menjaga ketahanan pangan dan menggerakan ekonomi daerah. Adapun pengembangan perikanan budidayanya dengan melihat karakteristik dan potensi daerah masing-masing. Dan kami akan mengembangkan budidaya ikan air tawar di daerah Lombok Tengah ini,” tambah Tebe.
Dimana, lanjut Tebe, KKP mempunyai program terobosan untuk meningkatkan produksi perikanan budidaya, salah satunya adalah program Kampung Perikanan Budidaya. Program ini tujuannya selain menggerakan ekonomi di daerah, juga untuk ketahanan ekologi yaitu untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan menjaga komoditas bernilai ekonomi, serta menjaga komoditas-komoditas perikanan lokal dari kepunahan “Tahun 2022 KKP telah membangun 130 Kampung Perikanan Budidaya. Tahun 2023 kami akan membangun kembali kampung perikanan budidaya di beberapa lokasi. Salah satunya di sini di Lombok Tengah, terutama untuk komoditas perikanan air tawarnya,” ujar Tebe.
Kenapa fokus budidaya ikan air tawar, lanjutnya lagi, karena potensi lahan untuk pengembangan kolam budidaya ikan air tawar sangat luas. Selain itu, saat ini usaha budidaya ikan air tawar relatif mudah, bisa dengan berbagai macam media pemeliharaan. Selain lahan yang luas, juga didukung sumber daya manusia yang memadai. Oleh karenanya, Lombok Tengah ini sangat potensial untuk dikembangkan budidaya ikan air tawarnya, jelas Tebe.
Disamping itu juga, potensi pasar untuk komoditas ikan nila sangat terbuka luas, sehingga selama mampu menjaga kontinuitas panen guna mempertahankan pasokan ke konsumen, pelaku usaha tidak perlu ada kekhawatiran gagal dalam menjalankan usaha budidaya ikan. Sehingga harapan kami, Program Kampung Perikanan budidaya efektif untuk menjaga ketahanan pangan, dan menggerakkan perekonomian di daerah. “Sektor perikanan digadang-gadang menjadi tulang punggung sektor pangan dan roda penggerak ekonomi untuk daerah khususnya dan untuk nasional pada umumnya. Dengan usaha dan kerja keras kita semua, diharapkan itu bisa terealisasikan,” tandasnya.
Selain itu, Tebe juga menyampaikan untuk menekan biaya produksi yang berdampak pada kestabilan harga pakan ikan, KKP mendorong optimalisasi bahan baku pakan ikan lokal melalui gerakan pakan ikan mandiri. “KKP akan memberikan dukungan dalam pengembangan budidaya ikan air tawar di Bunkate, Lombok Tengah ini. Selain memberikan sarana dan prasarana unit pembenihan rakyat, kendaraan roda tiga, pompa dan Hi-Blow, DJPB juga akan mengalokasikan mesin pakan untuk pembudidaya. Untuk itu, kami meminta bantuan kepada Pemerintah Daerah untuk segera melakukan identifikasi dan verifikasi calon penerima mesin pakan yang memenuhi persyaratan, agar bantuan yang diberikan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Senada, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Anggia Erma Rini, pada kesempatan yang sama mengatakan, kita mempunyai potensi budidaya ikan tawar yang besar. Bila digarap dengan serius potensi itu bisa menjadi solusi masalah ketahanan pangan dan lewat perikanan budidaya air tawar, ekonomi di daerah bisa lebih tumbuh. “Kami di DPR sangat mendukung program-program yang dijalankan oleh KKP. Karena sektor perikanan punya potensi besar untuk terus dikembangkan sebagai solusi mengatasi ketahanan pangan nasional,” ujar Anggia.
Anggia dalam sambutannya mengapresiasi peningkatan produksi ikan nila di Desa Bunkate, Lombok Tengah yang ditekuni oleh 250 orang, dengan total luas lahan 120 hektare. Desa Bunkate sendiri menghasilkan dua hingga tiga ton ikan nila setiap hari. "Ini menarik sekali dan perputaran uangnya selama setahun itu bisa mencapai Rp1,05 triliun. Ini keren dan kita patut berbangga”, ungkap Anggia.
Anggia juga menyampaikan agar Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah menerbitkan peraturan Bupati untuk menyejahterakan pembudidaya. "Tentang harga, di Lombok Tengah yang siap menjadi pembeli, sehingga harusnya ada dan kami minta minimal pada peraturan Bupati, diatur agar setiap hotel, perusahaan, dan sektor pariwisata harus membeli produk lokal seperti hasil budidaya ikan dari pembudidaya, diatur berapa persen, tetapi harus ada” jelas Anggia.
Wakil Bupati Lombok Tengah, Nursiah mengatakan sangat berterima kasih kepada Komisi IV DPR RI dan KKP yang telah menyinergikan program KKP dengan dukungan bantuan untuk pengembangan budidaya ikan air tawar. Produksi ikan air tawar di Desa Bunkate, Lombok Tengah bisa mencapai 87 ton per bulan atau 1.044 ton per tahun. “Dengan produksi yang cukup tinggi ini sudah dapat mendongkrak peningkatan perekonomian, meningkatkan pendapatan usaha budidaya ikan air tawar seperti di Desa Bunkate”, papar Nursiah.
Nursiah menambahkan ikan merupakan sumber pangan kaya protein yang sangat penting terlebih bagi ibu hamil dan balita, bisa cegah stunting. Pihaknya melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lombok Tengah, terus mendorong peningkatan konsumsi ikan dengan berbagai program kreatif. Seperti peningkatan budidaya ikan air tawar di Desa Bunkate. “Ini adalah bagian dari upaya menjaga ketahanan pangan berprotein hewani. Melalui program pengembangan budidaya ikan air tawar, terlihat kenaikan tingkat konsumsi ikan yang signifikan di Lombok Tengah. Sebelumnya angka konsumsi ikan berdasarkan data BPS tahun 2020 yaitu 28,69 kg/kapita/tahun, meningkat pada tahun 2021 sebesar 34,39 kg/kapita/tahun. Artinya produksi budidaya ikan air tawar terserap oleh masyarakat Lombok Tengah sebagai pangan sumber hotein hewani” tandas Nursiah.