Penggunaan Tank Dinilai Masih Relevan Dalam Perang Modern
Menurutnya hal tersebut dibuktikan dari permintaan bantuan tank dari Ukraina untuk menghadapi Rusia kepada negara-negara NATO saat ini.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menanggapi sejumlah pihak yang meragukan relevansi penggunaan tank dalam perang modern, Danpussenkav TNI AD Mayjen TNI Yanuar Adil menilai penggunaan tank dalam perang modern masih dibutuhkan.
Menurutnya hal tersebut dibuktikan dari permintaan bantuan tank dari Ukraina untuk menghadapi Rusia kepada negara-negara NATO saat ini.
Perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung selama satu tahun, kata dia, juga telah membuka mata dunia tentang konsep perang modern.
Baca juga: Joe Biden Kunjungi Ukraina, Sebut AS dan Sekutu akan Kirim 700 Tank dan Ribuan Kendaraan Militer
Untuk itu, kata dia, sejumlah pelajaran khususnya bagi kavaleri TNI AD telah diambil dari perang tersebut.
Hal tersebut disampaikannya dalam Webinar bertajuk Setahun Perang Rusia-Ukraina: Pembelajaran Bagi Strategi Pertahanan Darat Indonesia di kanal Youtube LAB 45 pada Kamis (23/2/2023).
"Penggunaan tank dalam perang modern oleh beberapa pihak yang diragukan awalnya, dianggap tidak efektif, namun ke depan setelah beberapa kejadian, negara maju masih mengembangkan tank," kata dia.
"Permintaan dukungan tank dari Ukraina membuktikan bahwa tank masih dibutuhkan dan masih relevan," sambung dia.
Selain itu, kata dia, pembelajaran yang dapat diambil dalam perang Rusia-Ukraina khususnya bagi TNI adalah terkait perlunya penyesuaian doktrin.
Doktrin terkait taktik dan strategi, kata dia, harus menyesuaikan dengan teknologi.
Ia mencontohkan selama ini dalam melaksanakan operasi pertahanan diperlukan penggelaran pos depan umum (PDU) yang tujuannya adalah untuk memberikan informasi tentang datangnya musuh.
Namun demikian, ia mempertanyakan relevansi doktrin tersebut melihat perkembangan penggunaan teknologi drone khususnya drone pengintai dalam perang saat ini.
"Ini yang kita kaji dengan memanggil pakar-pakar kita, kita akan benahi taktik-taktik juga," kata dia.
Baca juga: Ukraina Kirim Tentara ke Inggris Berlatih Operasikan Tank Challenger 2
Kemudian, kata dia, perlunya penyesuaian organisasi.
Melihat perkembangan teknologi perang yang ada, kata dia, saat ini dalam komposisi organisasi kavaleri perlu dilengkapi drone pengintai pada setiap kompi kavaleri.
"Bahkan ke depan, mungkin kita lengkapi dengan antidrone dan kalau bisa dengan misil-misil penahan serangan udara, atau bersama dengan Arhanud bergerak," kata dia.
Terkait dengan modernisasi kendaraan tempur, kata dia, harus seiring dengan aspek pemeliharaan dan perawatan (harwat).
Ia berharap anggaran untuk modernisasi atau harwat ranpur ditambah.
"Peningkatan SDM, penyesuaian taktik, konsep latihan terintegrasi infanteri, kavaleri, arhanud, sama-sama latihan terintegrasi dilaksanakan di wilayah masing-masing," kata dia.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Jerman telah menyetujui pengiriman bantuan Tank Leopard 2 ke Ukraina untuk menghadapi Rusia.
Bahkan, pekan ini sejumlah tentara Ukraina telah melaksanakan latihan mengendarai tank Leopard 2 tersebut di Jerman sebelum tank-tank tersebut dikirim ke Ukraina nantinya.