BRIN Dorong Penguasaan Teknologi untuk Wujudkan Ketahanan Pangan
Marsudi meminta petani Indonesia bisa memanfaatkan ruang agar dengan ruang yang kecil namun bisa memproduksi dua kali lipat daripada sebelumnya
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Eko Sutriyanto
Dirinya mencontohkan ada lahan di Serang, Banten seluas 200 hektar hanya dijaga oleh lima orang pemuda.
Namun lima pemuda tidak membawa cangkul, melainkan membawa handphone untuk mengoperasikan Drone.
Jadi jika ada hama bisa langsung ditembak menggunakan laser.
“Hal ini yang harus tersampaikan kepada seluruh petani agar ketahanan pangan di Indonesia bisa terjamin,” ujarnya.
Marsudi juga menggarisbawahi soal perkembangannya manusia yang selalu bertambah tiap tahunnya.
Marsudi meminta petani Indonesia juga harus bisa memanfaatkan ruang agar dengan ruang yang kecil namun bisa memproduksi dua kali lipat daripada sebelumnya.
Baca juga: Sopir Tak Sadar Bus Berisi Petani Tujuan Yogya Itu Malah Masuk Pekuburan di Kediri
“Misalkan seperti urban farming yang hanya menggunakan ruang seadanya untuk bertani. Namun jika hal tersebut dilakukan oleh separuh penduduk Indonesia maka ketahanan pangan di negeri ini bisa terjamin,” ucapnya.
Perwakilan dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Septalina Pradini mengatakan jika pihak Kementan telah menyebar petugas penyuluh pertanian yang stand by di tiap kecamatan.
Untuk para petani yang ingin berkonsultasi bisa langsung mendatangi badan penyuluh pertanian.
“Kita sebagai pemerintah tentu mendukung terciptanya iklim sikus pertanian yang sehat. Karena ini berhubgan dengan hajat hidup orang banyak,” ucapnya.
Sementara pegiat sosial Nukila Evianty mengatakan, ada banyak cara untuk menghadapi tantangan soal ketahanan pangan.
Satu diantaranya dengan pemberdayaan para petani Indonesia. Sebab petani di Indonesia itu tidak sejahtera.
Bahkan petani juga tidak ingin anaknya menjadi petani. Para petani memilih untuk membelikan motor anaknya dan menjadi ojek online.
“Keadaan ini cukup miris, karena apa yang kita makan dari petani. Namun kenyataannya Bertani bukan pekerjaan yang banyak diminati,” ucapnya.