Sejarah Serangan Umum 1 Maret, Kronologi Penyerangan di Yogyakarta hingga Dijadikan Monumen
Inilah sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949. Terjadi penyerangan di Yogyakarta hingga kini dijadikan monumen.
Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Editor: Nuryanti
Sedangkan sektor kota sendiri ditunjuk Letnan Amir Murtono dan Letnan Masduki sebagai pimpinan.
Pada akhirnya, TNI berhasil menduduki kota Yogyakarta selama 6 jam.
Tepat pukul 12.00 siang, sebagaimana yang telah ditentukan semula, seluruh pasukan TNI mundur.
Dengan berhasilnya Serangan Umum 1 Maret selama 6 jam ini telah membuktikan bahwa eksistensi tentara Indonesia masih ada, meskipun hanya mampu menguasai Yoyakarta.
Namun, situasi ini membawa dampak yang sangat besar bagi pihak Indonesia yang sedang bersidang di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dengan adanya Serangan umum 1 Maret ini sekaligus memperkuat posisi tawar Indonesia dalam perundingan di Dewan Keamanan PBB.
Baca juga: Sri Sultan Hamengku Buwono X Beberkan Fakta Baru Terkait Serangan Umum 1 Maret, 73 Tahun Lalu
Poin Serangan umum 1 Maret dalam Rundingan PBB
Saat perundingan dengan PBB, delegasi RI dengan tangkas menggunakan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta sebagai argument/titik tekan yang penting dalam perundingan-perundingan di Dewan Keamanan.
Dikutip dari Jogjaprov, pada 23 Maret 1949 diterima Resolusi Kanada di Dewan Keamanan PBB yang disebut 'Pedoman Kanada (Canadian Dirctive)'.
Pedoman tersebut ditetapkan dalam rangka membantu Belanda dan RI mencapai persetujuan sebagai berikut:
1. Pengembalian Pemerintah RI ke Yogyakarta;
2. Penghentian gerakan militer Belanda dan perang gerilya RI;
3. Waktu dan syarat mengadakan konferensi di Den Haag untuk merundingkan penyelesaian akhir masalah Indonesia-Belanda.
Diselenggarakan KMB setelah Serangan Umum 1 Maret