Perkembangan Kondisi David Korban Penganiayaan Mario Dandy, Tunjukan Respon Positif
Keluarga David ungkapkan kondisi terkini David setelah selama 15 hari dirawat di Rumah sakit usai menjadi korban penganiayaan Mario Dandy.
Penulis: Ifan RiskyAnugera
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Pihak keluarga mengungkapkan kondisi terkini David (17) setelah menjadi korban penganiayaan oleh Mario Dandy (20), pada Selasa (7/3/2023).
Di mana kondisi David anak petinggi GP Ansor tersebut sudah tunjukan respon-respon yang positif.
David menjalani perawatan medis selama 15 hari di rumah sakit.
"Alhamdulillah kondisi david semakin hari semakin menunjukkan respon yang positif, jadi ada perkembangan yang bagus."
"Tingkat kesadarannya juga sudah mulai meningkat terus," ungkap Rustam Hatala selaku pihak keluarga David pada tayangan YouTube Kompas TV, Selasa (7/3/2023).
Baca juga: Masuk Fase Pemulihan Emosional, Ayah David Minta Putranya Sabar dan Simpan Tenaga untuk Penyembuhan
Ia menjelaskan bahwa saat ini, David sudah sering membuka mata dan banyak melakukan respon tubuh.
Namun, kondisi anak petinggi GP Ansor itu belum sepenuhnya sadar.
"Jadi dia tuh sudah membuka mata, sudah bisa melihat sekitar tetapi masih belum mengenali."
"Bahkan dia belum mengenali keluarganya, jadi belum sadar sepenuhnya," terang Rustam.
Saat ini Mario Dandy dan temannya Shane Lukas telah ditetapkan sebagai tersangka atas penganiayaan terhadap David.
Kasus penganiayaan tersebut masih berjalan dan kini ditangani oleh Polda Metro Jaya.
Jerat Hukum Bagi Mario dan Shane
Mario Dandy awalnya ditetapkan sebagai tersangka dengan dijerat pasal 76c junto Pasal 80 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman pidana maksimal 5 tahun subsider Pasal 351 ayat 2 tentang penganiayaan berat dengan ancaman pidana maksimal 5 tahun.
Polisi lalu merubah ke pasal yang lebih berat sanksinya untuk Mario yakni Pasal 355 KUHP ayat 1 Subsider Pasal 354 ayat 1 KUHP Subsider Pasal 353 ayat 2 KUHP subsider Pasal 351 ayat 2 dan atau 76c Jo 80 UU PPA dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara.