Dikaitkan dengan Crazy Rich Surabaya, Bamsoet Jelaskan Tak Ada Hubungan Istimewa
Bambang Soesatyo memberikan respons terkait foto bersama Wahyu Kenzo tersangka investasi robot trading ATG yang menjadi pergunjingan.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo memberikan respons terkait foto bersama Wahyu Kenzo tersangka investasi robot trading ATG yang menjadi pergunjingan.
Politikus Golkar itu menilai tidak ada yang salah dari foto dirinya bersama Wahyu yang waktu itu sebagai anak muda yang inovatif di bidang ekonomi digital sebelum kasus ini mencuat.
Bamsoet menegaskan banyak pihak yang memang kerap mengajak berfoto.
"Apa yang salah semua orang bisa foto dengan saya. Tanpa pandang bulu. Baik di kantor, di rumah, di restoran atau di acara-acara di luar," kata Bamsoet dalam keterangannya, Sabtu (11/3/2023).
"Mulai dari acara kedinasan maupun di organisasi-organisasi yang saya geluti. Golkar, Kadin, APLI, FKPPI, Pemuda Pancasila, IMI (otomotif), Tarung Derajat, komunitas burung dan berbagai komunitas lainnya," sambung dia.
Bamsoet juga menjawab tentang hubungannya dengan Wahyu Kenzo tidak ada yang istimewa.
Diakui Bamsoet, sama seperti teman-teman lainnya yang hanya sebatas kenal dan berteman.
"Tidak ada kedekatan khusus. Teman saya banyak karena sejak dulu saya tidak pernah memilih dalam berteman. Bisa di cek kepada orang-orang yang mengenal saya," kata Bamsoet.
Bamsoet menjelaskan kenal dengan Wahyu Kenzo karena sama-sama di Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI), salah satu asosiasi yang tercatat sebagai anggota KADIN.
"Dia salah satu pengurus APLI, dan saya sebagai Ketua Dewan Pembina di APLI sekaligus juga Ketua Badan Polhukam KADIN Indonesia," ujarnya.
Sebelumnya, Kapolresta Malang Kota Komisaris Besar Polisi Budi Hermanto menyampaikan detail kronologi penangkapan Crazy Rich Surabaya Wahyu Kenzo (WK) yang meraup Rp9 triliun dari bisnis investasi robot trading.
Hal itu diungkapkan dalam wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra, Jumat (10/3/2023).
"Ini berangkat memang di awal 2022 ada pengaduan dari masyarakat tentang adanya korban auto trade gold (ATG). Kami sudah coba lakukan panggilan klarifikasi karena ini sifatnya aduan masyarakat sehingga perlu ada klarifikasi," terang Kombes Budi.
Setelah panggilan dilayangkan, menurut Kombes Budi, datang pihak penasihat hukumnya Wahyu Kenzo yang meminta penjadwalan ulang untuk dimintai keterangan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.