Pedagang Pasar Tradisional dan Pusat Perbelanjaan Mulai Bangkit Pasca-Pemerintah Cabut Aturan PPKM
Masyarakat pun kembali menggeliat untuk berkegiatan, mulai bekerja, mendatangi tempat wisata hingga berbelanja ke pasar tradisional dan pusat belanja
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus Covid-19 di Tanah Air yang melandai juga dibarengi dengan peningkatan aktivitas ekonomi.
Masyarakat pun kembali menggeliat untuk berkegiatan, mulai bekerja, mendatangi tempat wisata hingga berbelanja ke pasar tradisional dan pusat perbelanjaan.
Menurut Direktur Eksekutif Dinamika Survei Indonesia (DSI) Permadi Yuswiryanto mengatakan pedagang pasar tradisional dan mall mulai bangkit.
Hal ini terlihat dari hasil jejak pendapat yang dilakukan DSI pada 25 Februari-8 Maret 2023.
"Sebanyak 89,9 persen puas dengan kebijakan pemerintah dalam pemulihan aktivitas di Pasar dan Mall," ucap Permadi sebagaimana dikutip dari Tribun Banten, Senin (13/3/2023).
Dia mengungkapkan para pelaku pasar tradisional dan mall merasakan pengaruh dari adanya pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir.
"Pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi aktivitas dan pendapatan," tuturnya.
Saat Covid-19 pengunjung pasar menurun sampai 80 persen sehingga sebagian pengusaha bahan pakaian menutup usahanya tetapi saat ini pengunjung pasar sudah mulai mencapai 90 persen dan sebanyak 75 persen pengusaha bahan pakaian mulai berdagang kembali
"Hasil dalam survei ditemukan juga bahwa menurut 78,7 persen stakeholder pasar tradisional dan mall Petugas polisi sangat membantu dalam upaya pemulihan aktivitas jual beli di pasar dan mall. Sementara sebanyak 21,3 persen menyatakan satpol PP ikut serta dalam pemulihan aktivitas pasar dan mall," ujarnya.
Baca juga: Sebulan Sejak PPKM Dicabut, Situasi Pandemi Covid-19 di Indonesia Terkendali
Untuk diketahui, responden terdiri dari para stake holder di Pasar Tradisional dan Mall yaitu para pekerja di sektor formal, informal, pelaku UMKM, pedagang kaki lima, pedagang pasar tradisional.
Sebanyak 2.280 orang menjadi responden. mereka berumur 17 tahun keatas dan tersebar di 32 provinsi di Indonesia.
Pengambilan sample mengunakan metode multistage random sampling dan hasil survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen serta memiliki Margin Of Error 2.07 persen.
Menurut dia, penelitian dilakukan dengan metode kualitatif-induktif, bertujuan mengetahui perkembangan pasar tradisional dan mall pasca PPKM dicabut dan mengetahui preferensi stakeholder Pasar terhadap dinamika ekonomi dan politik nasional.
"Pasar tradisional dan pasar modern menjadi penggerak utama roda perekonomian kawasan kawasan Kota kota di Kabupaten dan Provinsi .saat ini masyarakat sangat menggantungkan kehidupan ekonominya pada pasar tradisional dan modern," ujarnya
Sementara itu, Pengamat Ekonomi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang, Yohan Fitriadi mengatakan pasar dan mall merupakan penggerak ekonomi hampir di seluruh wilayah di Indonesia.
Menurut dia, kebijakan yang tepat yang dilakukan oleh pemerintah melalui Kemenko Perekonomian, dalam mempercepat stimulus ekonomi sudah terasa dampaknya bagi pengusaha pusat perbelanjaan.
"Pertumbuhan ekonomi diprediksi berada pada angka 5.2 persen pada tahun 2023. Hal ini menunjukkan, dari sisi perekonomian menunjukkan adanya momentum pemulihan ekonomi yang sangat kuat. Membuktikan kebijakan memberikan manfaat bagi pengusaha serta UMKM di pasar dan Mall," tambahnya.
Sumber: Tribun Banten
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.