Riwayat Warga Tinggal di Depo Plumpang: Dimulai Akhir Tahun 1980-an, Tahun 2017 Ada 34 Ribu Orang
Pertamina membeberkan riwayat warga sehingga bisa tinggal di dekat Depo Plumpang di mana semuanya berawal dari akhir 1980-an.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Tiara Shelavie

"Terminal Plumpang tidak bisa kita tutup. Ini bisa berpengaruh terhadap ketahanan suplai (BBM) nasional," jelasnya.
Seperti diketahui, kebakaran melanda Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara pada Jumat (3/3/2023) sekira pukul 20.11 WIB.
Baca juga: Sudah Sepekan Lebih, Pertamina Masih Lakukan Investigasi Penyebab Kebakaran Depo Plumpang
Hingga saat ini, sebanyak 23 orang meninggal dunia akibat insiden tersebut dan puluhan lainnya mengalami luka bakar.
Sementara untuk penyebab kebakaran belum diketahui.
Di sisi lain, Pertamina pun turut memberikan fasilitas kontrakan bagi warga terdampak.
Corporate Secretary PT Pertamina, Patra Niaga Irto Ginting menyebut pihaknya telah mengeluarkan biaya sebesar Rp 5,6 juta per kepala keluarga.
Total Rp5,6 juta tersebut sudah termasuk biaya mengontrak selama tiga bulan serta tambahan Rp2 juta untuk keperluan keluarga.
"Jadi Rp1,2 juta dikalikan tiga bulan (untuk biaya mengontrak), ditambah dengan Rp2 juta untuk kebutuhan di kontrakannya."
"Jadi total Rp 5,6 Juta," kata Irto pada Minggu (12/3/2023).
Baca juga: Nusron Wahid Usulkan DPR Investigasi Terbitnya IMB di Dekat Depo Pertamina Plumpang
Untuk fasilitas kontrakan, kata Irto dipilih langsung oleh masyarakat yang terdampak kebakaran dan hal tersebut sudah dikoordinasikan oleh ketua RW setempat.
"Masyarakat yang memilih, sudah dikoordinasikan dengan Ketua RW nya juga," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Rifqah)
Artikel lain terkait Depo Plumpang Terbakar
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.