Mabes TNI AD Angkat Bicara Soal Taruna Akmil yang Diduga Hajar Mahasiswa Kedokteran di Medan
Tribunnews.com mencoba menanyakan kepadanya perihal sikap Akmil perihal kasus tersebut mengingat terduga pelaku Taruna Akmil berinisial MZH.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Hamim Tohari angkat bicara mengenai kasus penganiyaan yang diduga dilakukan oleh Taruna Akademi Militer (Akmil) terhadap seorang mahasiswa kedokteran di Medan.
Tribunnews.com mencoba menanyakan kepadanya perihal sikap Akmil perihal kasus tersebut mengingat terduga pelaku Taruna Akmil berinisial MZH telah dilaporkan ke Denpom I/5 Medan oleh korban.
Menjawab hal tersebut, Hamim meminta agar menunggu hasil penyelidikan.
"Kita tunggu saja hasil penyelidikan," kata Hamim ketika dihubungi Tribunnews.com pada Kamis (16/3/2023).
Penganiayaan Dipicu Motif Asmara
Diberitakan Tribun-Medan.com sebelumnya, ternyata motif cinta alias asmara menjadi pemicu mahasiswa Kedokteran dihajar Taruna Akmil hingga tengkorak kepala bergeser.
Bagaimana kronologi lengkapnya?Ternyata ada beda kronologi versi korban dengan kronologi versi keterangan ayah terduga pelaku.
Kasat Narkoba Polresta Deliserdang, Kompol Zulkarnain, tidak membantah anaknya terlibat dalam kasus penganiyaan terhadap mahasiswa Kedokteran bernama Teuku Shehan Arifa Pasha alias Ipon.
Namun, ia mengatakan anaknya yang terlibat dalam kasus penganiayaan tersebut bukanlah yang saat ini menjadi Taruna Akmil bernama Zuan Hendru.
Melainkan, adik Hendru yang bernama Zofan.
Zulkarnain menceritakan kronologi versi yang didapatkan dari anaknya.
Peristiwa penganiayaan itu memang terjadi pintu masuk Komplek Tasbih I, menuju ke arah Jalan Setia Budi, Kota Medan, pada Sabtu (18/2/2023).
Malam itu, Hendru dan pacarnya bernama Upa sedang berada di rumahnya di Komplek Tasbih I, Kota Medan.