Apa itu Thrifting? Bisnis Pakaian Bekas Impor yang Dilarang oleh Presiden Joko Widodo
Apa itu Thrifting? Bisnis pakaian bekas impor yang dilarang oleh Presiden Joko Widodo. Simak kelebihan dan kekurangan beli barang thrifting.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Daryono
Beberapa bisnis thrifting menjual barang bekas dari merek terkenal.
Umumnya, bisnis thrifting pakaian menyediakan pakaian bekas dari merek global dengan harga murah.
Terlepas dari kondisi barangnya, harga yang murah dapat menunjang penampilan kaum menengah ke bawah untuk menggunakan pakaian bermerek.
Harga yang murah memudahkan mereka menjangkau berbagai merek.
Baca juga: Pedagang Baju Bekas Minta Solusi, Zulkifli Hasan Bakar Pakaian Hingga Sepatu Bekas Impor Rp10 Miliar
Kekurangan Barang Thrift
1. Berhati-hati saat memilih
Bisnis thrifting menyediakan berbagai barang bekas.
Meski terlihat solutif, namun ada beberapa barang yang sebaiknya dihindari, terutama masalah sanitasi atau kebersihan.
Misalnya, pakaian renang, pakaian dalam, boneka binatang, bantal, kasur, peralatan listrik, dan peralatan keselamatan anak.
2. Menyurutkan industri barang baru
Adanya bisnis thrifting dapat menyurutkan bisnis atau industri barang baru.
Hal ini karena masyarakat memilih barang bekas dengan kondisi yang masih baik dan harga yang murah.
Biasanya, barang bekas yang dibeli adalah pakaian.
Kegiatan bisnis thrifting ini secara tidak langsung dapat menyurutkan bisnis garmen di beberapa tempat.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)(Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah/Cici Nasya Nita)
Artikel lain terkait Thrifting
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.