Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketua MUI Ungkap Kemungkinan Perbedaan Waktu Lebaran: Tetap Saling Menghormati

Abdullah berharap perbedaan itu bisa diselesaikan dengan baik secara bersama-sama. Khususnya, penyelesaian bersama dengan Ormas Islam di Indonesia

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Ketua MUI Ungkap Kemungkinan Perbedaan Waktu Lebaran: Tetap Saling Menghormati
Dok. Kemenag
Ketua MUI, Abdullah Jaidi di Kantor Kementerian Agama, Jumat (22/5/2020). KH Abdullah Jaidi mengungkapkan kemungkinan adanya perbedaan waktu hari raya Idul Fitri atau penetapan 1 syawal antara umat islam. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Abdullah Jaidi mengungkapkan kemungkinan adanya perbedaan waktu hari raya Idul Fitri atau penetapan 1 syawal antara umat islam.

Namun begitu, Abdullah berharap perbedaan itu bisa diselesaikan dengan baik secara bersama-sama. Khususnya, penyelesaian bersama dengan organisasi masyarakat (ormas) Islam di Indonesia.

Baca juga: Gus Yahya: Besok Pagi Sudah Mulai Puasa, Selamat Menunaikan Ibadah Ramadan 1444 H

"Yang kemungkinkan terjadi perbedaan adalah nanti di 1 syawal-nya. Tapi, mudah mudahan perbedaan ini bisa dicari penyelesaiannya dengan baik, bisa sama-sama ataupun kalau ada perbedaan jangan menjadikan perbedaan di antara kita," ujar Abdullah di Kantor Kementerian Agama RI, Jakarta, Rabu (22/3/2023).

Ia menuturkan bahwa MUI juga mengimbau agar seluruh warga bangsa untuk dapat saling menghormati satu sama lainnya terkait perbedaan hari raya lebaran tersebut.

Baca juga: Tahun Ini Awal Puasa Ramadan Pemerintah, NU, dan Muhammadiyah Tidak Ada Perbedaan

"Sikap kita sebagai umat islam, kita sebagai warga bangsa tetap saling hormat menghormati di antara satu dengan yang lain," jelasnya.

Lebih lanjut, dia mengharapkan momen bulan Ramadan bisa dijadikan momentum menjaga ibadah dan kesolehan bagi umat muslim.

Berita Rekomendasi

"Bulan Ramadan ini kita jadikan momen sebagai kesolehan ibadah kita, kesolehan sosial kita, tidak sekadar kita laksanakan ibadah puasa, tapi kesolehan ibadah kita menyantuni saudara-saudara kita yang fakir miskin yang butuh bantuan pada kita. Hendaknya kita dapat berbagi di dalam rizki," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas