Industri Makanan dan Minuman Mestinya Bajib Cantumkan Jumlah Kalori dan Gula pada Kemasan
Langkah ini bertujuan untuk mencegah bertambahnya pasien diabetes, terutama pada anak.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Industri makanan sebaiknya menuliskan jumlah kalori dan gula di dalam kemasan agar konsumen dapat mengontrol asupan gula mereka.
Hal ini diungkapkan oleh President of Indonesian Pediatric Society Prof. Aman Bhakti Pulungan.
"Seharusnya ada kewajiban dari industri menulis berapa kalori dan jumlah gula yang ada dalam suatu minuman atau makanan kemasan," ungkapnya pada media briefing di Jakarta, Kamis (30/1/2023).
Langkah ini bertujuan untuk mencegah bertambahnya pasien diabetes, terutama pada anak.
Dengan menuliskan jumlah kalori dan gula dalam kemasan, masyarakat bisa mengontrol asupan gulanya.
Ia pun mencontohkan seorang anak yang berusia enam tahun, biasanya hanya membutuhkan 1600 kalori per hari.
Baca juga: Anak Mengompol Setelah Lama Tak Mengalaminya, Orang Tua Harus Waspada, Bisa Jadi Gejala Diabetes
Dalam satu hari, jika anak minum jus maka ada sekitar 600-700 kalori yang masuk ke dalam tubuh.
Namun setelahnya, orangtua kembali memberikan teh atau minuman manis lainnya yang tinggi akan akan kalori.
"Terus dia makan lagi nanti, dan ada snack. Jadi berapa kalori yang dia makan? Tidak pernah dihitung," kata Prof Aman.
Tidak ada keterangan jumlah kalori dan gula membuat seseorang tidak tahu berapa jumlah yang telah dikonsumsi.
Oleh karena itu, Prof Aman mengungkapkan jika pemerintah mempunyai peran untuk mengkontrol industri terkait hal ini.
"Pemerintah wajib mengkontrol industri untuk menulis berapa jumlah gula dan kalori, makanan dan minuman, yang nantinya akan diberikan pada anak Indonesia," tutupnya.