Piala Dunia U20 Batal di Indonesia, Siapa yang Diuntungkan Secara Politik?
Dalam keterangan terbaru PDIP menyatakan kecewa dan sedih, sekaligus membenarkan menolak tim Israel sejak lolos kualifikasi.
Editor: Hasanudin Aco
"Yo kecewalah, wong kita sudah menyiapkan sejak awal, kok. Kan tinggal beberapa catatan saya yang bisa kita lanjutkan," katanya kepada wartawan.
Ditolak Kader PDIP
Seperti diketahui, kader PDIP lain yang ikut menolak tim Israel di Piala U-20 adalah Gubernur Bali, I Wayan Koster.
Sementara, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka bersikap sebaliknya.
Ia menerima keberadaan tim Israel dalam Piala Dunia U-20. Solo, awalnya menjadi salah satu tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20.
Dua hari sebelum FIFA mengeluarkan keputusan, Presiden Jokowi menegaskan tidak ada kaitannya posisi politik luar negeri Indonesia terhadap Palestina dengan penerimaan Timnas Israel bertanding dalam Piala Dunia U-20.
"Dukungan kita kepada Palestina selalu kokoh dan kuat," kata Presiden Jokowi, Selasa (28/03).
Setelah pengumuman resmi FIFA keluar, Kamis (30/03) malam, melalui media sosial, Presiden Jokowi menyampaikan "kecewa dan sedih" karena FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
Ia juga menyampaikan, "jangan menghabiskan energi untuk saling menyalahkan satu sama lain."
"Dan sebagai bangsa yang besar, kita harus melihat ke depan. Jadikan ini sebagai pembelajaran bagi kita semuanya, bagi persepakbolaan nasional Indonesia," kata Presiden Jokowi dalam akun Instagramnya.
Sejauh ini PDIP nampaknya memberikan keleluasaan bagi kader-kadernya berpolemik di dalam pro dan kontra terhadap keberadaan Tim Israel di Piala Dunia U-20.
Pembatalan Piala Dunia U-20 sulit dilepaskan dari unsur politik, kata Peneliti Politik dari Badan Riset dan Inonvasi Nasional (BRIN), Aisah Putri Budiarti.
Puput - sapaan Aisah Putri Budiarti - mengatakan "siapa tahu" ini sebagai strategi politik PDIP apalagi menjelang 2024.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.