Piala Dunia U20 Batal di Indonesia, Siapa yang Diuntungkan Secara Politik?
Dalam keterangan terbaru PDIP menyatakan kecewa dan sedih, sekaligus membenarkan menolak tim Israel sejak lolos kualifikasi.
Editor: Hasanudin Aco
"Dia [Ganjar] memperluas peluang untuk mendekatkan diri dengan kelompok Islam yang selama ini tidak menjadi followers atau konstituennya Ganjar secara personal, maupun PDIP secara partai," kata Puput.
Keuntungan bagi PDIP adalah partai berlogo banteng ini bisa "mengaburkan" kesan negatif yang melekat sejak pemilu 2019, "bahwa PDIP dan kandidat PDIP di dalam Pilpres dan Pileg, itu nasionalis, dan tidak relijius."
Dengan demikian, maka perspektif yang dibangun saat ini akan "memberi ruang PDIP untuk melangkah lebih leluasa ketika pemilu 2024 dengan.. positif secara umum mengaburkan polarisasi [seperti di pemilu 2019]."
Tapi di sisi lain, Puput tak bisa menutup mata atas reaksi warganet hari ini yang menyuarakan kekecewaan karena Piala Dunia U-20 dibatalkan buntut reaksi penolakan terhadap Tim Israel.
"Bisa jadi ini mempengaruhi secara negatif pada popularitasnya Ganjar. Terutama kalau melihat publik secara umum… Tentunya dalam jangka pendek dalam beberapa hari ini," katanya.
Terkait dengan pro dan kontra yang diserukan Gubernur Bali, I Wayan Koster, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka dan lainnya, tidak terlalu berpengaruh terhadap elektabilitas mereka di putaran pilkada mendatang, tambah Puput.
Pro dan kontra bukan hanya disampaikan kader PDIP tapi juga kader partai lainnya dan kelompok masyarakat.
Namun Puput mengatakan, untuk partai-partai Islam yang menyatakan menolak Tim Israel di Piala Dunia U-20, "Dugaan saya tidak akan terlalu signifikan [elektabilitas] berpengaruh pada mereka."
Tidak Berpengaruh ke Suara Pemilih
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Silvanus Alvin menilai polemik Tim Israel dalam Piala Dunia U-20 tidak terlalu berpengaruh pada suara pemilih.
Belum tentu Pembatalan Piala Dunia U-20 menguntungkan bagi partai Islam, karena ada pergeseran pemilih.
"Ini justru backfire [mendapat hasil yang tidak sesuai harapan]," katanya kepada BBC News Indonesia, Kamis (30/03).
Menurut Silvanus, pemilih pemilu 2024 nanti didominasi generasi milenial dan generasi Z yang lebih peduli pada isu korupsi dan HAM dibandingkan sentimen SARA.
Hal ini tertuang dalam sebuah survei yang menunjukkan mayoritas dari mereka menginginkan perubahan.
Pesepak bola Timnas U20 Hugo Samir menyimak arahan dari Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali saat mengunjungi pemusatan latihan di Jakarta, Kamis (30/3/2023).
"Nggak bisa dikasih barang yang itu-itu saja. Harus berkembang, mengikuti pemilihnya," kata Silvanus.
Dalam survei tersebut, kalangan milenial dan Z juga tidak terlalu peduli dengan "pemimpin yang harus relijius atau politisi harus relijius, atau tidak".
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.