Piala Dunia U-20 Gagal, Kemarahan Pemilih Muda Dinilai Bakal Tekan Elektabilitas Ganjar
Sikap Ganjar yang menolak Israel dan berpengaruh signifikan pada pembatalan piala dunia, membuat mayoritas pemilih muda marah dan kecewa
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Trust Indonesia menyatakan batalnya pelaksanaan Piala Dunia U-20 berdampak negatif pada elektabilitas Ganjar Pranowo.
Trust menyebut sikap Ganjar yang menolak Israel dan berpengaruh signifikan pada pembatalan piala dunia, membuat mayoritas pemilih muda marah dan kecewa pada Gubernur Jawa Tengah tersebut.
Direktur Riset Trust Indonesia, Ahmad Fadhli menyebut, indikasi dampak elektoral itu terlihat dari sikap netizen yang merujak Ganjar di sosial media.
"Mayoritas mereka marah dengan sikap Ganjar yang dianggap menjadi faktor gagalnya Indonesia ikut Piala Dunia U-20,” kata Ahmad Fadhli dalam keterangannya, Sabtu (1/4/2023).
Fadhli bahkan menyebut kemarahan anak-anak muda sebagai pertanda akan terjadinya peralihan suara pemilih muda.
Baca juga: PKB Tepis Wacana Prabowo-Ganjar Penghambat Deklarasi Capres KKIR
Apalagi, Ganjar yang saat ini menjadi figur calon presiden (Capres) yang paling banyak mendapat dukungan pemilih muda, berpotensi kehilangan suara akibat tindakannya yang menyebabkan batalnya pelaksanaan Piala Dunia U-20 di Indonesia.
Merujuk analisis cross tabulation survei Trust Indonesia, Fadhli menyebut sebanyak 55,4 persen pemilih muda memilih Ganjar Pranowo.
Preferensi dukungan tersebut jauh diatas Anies Baswedan yang meraih 45,9 persen dan Prabowo Subianto yang hanya mendapatkan 38,9 persen dukungan.
“Dampaknya kepada Mas Ganjar sangat serius. Boleh jadi akan terjadi swing mood pemilih muda yang sebelumnya banyak memberi dukungan kepada Ganjar. Kemarahan mereka di sosial media itu simbol yang tidak bisa diremehkan,” terangnya.
Fadhli menambahkan berdasar gender laki-laki yang menjadi pecinta sepakbola, sikap Ganjar juga menyebabkan terjadinya potensi peralihan dukungan.
Ganjar Pranowo yang sebelumnya mampu meraih dukungan sebanyak 25,9 persen dari pemilih laki-laki, diprediksi akan mengalami pengikisan dukungan dari mereka yang menginginkan pelaksanaan Piala Dunia U-20.
“Selain pemilih muda, elektabilitas Ganjar juga akan berkurang pada pemilih laki-laki. Meski tidak terlalu signifikan seperti pemilih muda, tetapi peralihan dukungan pemilih laki-laki ini juga akan menjadi ancaman serius bagi elektabilitas Ganjar,” katanya.
Fadhli pun kembali menegaskan dampak negatif atas elektoral Ganjar Pranowo ini tidak bisa diabaikan.
Berdasarkan hasil survei nasional yang berlangsung pada 28 Januari – 6 Februari lalu, tingkat elektabilitas antara Ganjar Pranowo dengan Anies Baswedan bernilai tipis sekali.
Ganjar yang memiliki elektabilitas 25,4 persen hanya terpaut sedikit dengan Anies Baswedan yang mempunyai elektabilitas sebesar 24,0 persen.
“Mas Ganjar harus semakin berhati-hati. Potensi peralihan ini menjadi ancaman serius terhadap elektabilitas dirinya yang hanya terpaut tipis dengan Mas Anies. Sebab jika sampai terjadi, ini tentu akan menguntungkan kandidat Capres lain seperti Mas Anies dan Pak Prabowo,” jelasnya.
Karena itu, dalam waktu dekat, untuk mengkonfirmasi dampak elektoral atas elektabilitas Ganjar tersebut, Trust Indonesia mengaku akan segera melakukan kembali survei nasional elektabilitas Capres.
Survei nasional juga penting dilakukan untuk mendorong formasi final dukungan koalisi partai politik terhadap pasangan Capres-Cawapres.
“Perkembangan isu capres semakin menarik menjelang tenggat waktu pendaftaran Capres-Cawapres pada Oktober mendatang. Elektabilitas akan menjadi salah satu pertimbangan koalisi partai politik untuk merumuskan dukungan terhadap pasangan Capres-Cawapres,” pungkas Fadhli.