Tak Gelar Operasi Militer Bebaskan Pilot Susi Air, Panglima TNI: Saya Tidak Mau Dituduh Pembunuh
Panglima TNI tak gelar operasi militer bebaskan pilot Susi Air karena ada informasi KKB siapkan strategi jadikan TNI tertuduh jika ada korban jiwa.
Penulis: Fahmi Ramadhan
Editor: Theresia Felisiani
![Tak Gelar Operasi Militer Bebaskan Pilot Susi Air, Panglima TNI: Saya Tidak Mau Dituduh Pembunuh](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kogoya-kkb-pilot-susi-air-phillip.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menegaskan pihaknya tak akan menggunakan operasi militer dalam membebaskan pilot Susi Air Philip Mark Marthens yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
Pasalnya dikatakan Yudo Margono, dirinya telah mendapat informasi bahwa pihak KKB disebut telah menyiapkan strategi guna menjadikan TNI sebagai pihak tertuduh apabila terdapat korban jiwa dalam upaya pembebasan pilot asal Selandia Baru tersebut.
"Apabila saya bebaskan dengan cara militer pasti nanti, saya sudah monitor dari pembicaraan 'nanti kalau ketemu TNI bunuh saja ini, tembak saja ini, nah nanti biar TNI yang dituduh membunuh pilot ini'. Nah saya gak mau terjadi seperti itu," jelas Yudo Margono kepada wartawan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (5/3/2023).
Maka dari itu dijelaskan Yudo Margono pihaknya lebih memilih pendekatan persuasif dalam upaya pembebasan pilot Philip Mark Marthens yang sejak dua bulan lalu telah disandera kelompok separatis itu.
Hal itu dirinya lakukan agar tetap menciptakan situasi yang kondusif sehingga tak mengakibatkan jatuhnya korban jiwa terutama di pihak masyarakat.
"Agar mereka bisa kita bebaskan dengan aman, kondusif dan masyarakat pun juga tidak terdampak karena mereka bersama-sama terus dengan masyarakat dengan anak-anak," ungkapnya.
Diminta Tetap Bersabar
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengaku diminta bersabar oleh Penjabat (Pj) Bupati Nduga maupun tokoh masyarakat sekitar terkait operasi pembebasan pilot Susi Air Philip Mark Marthens yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
Dikatakan Yudo, TNI diminta tokoh masyarakat dan pemerintah daerah Nduga agar tak menggunakan operasi militer dalam membebaskan sandera tersebut karena dinilai akan berdampak lebih besar.
"Ini berdasarkan dari tokoh masyarakat maupun Bupati Nduga yang selalu mengerem saya, meminta saya untuk sabar dulu pak sabar, saya akan usahakan, karena nanti dampaknya akan lebih besar lagi," kata Yudo kepada wartawan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (5/4/2023).
![Panglima TNI Laksamana Yudo Margono saat melakukan sesi wawancara Gedung Gatot Subroto di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur. (Fahmi Ramadhan)](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/panglima-tni-laksamana-yudo-margono-soal-pilot-susi.jpg)
Lanjut Yudo, oleh sebab itu dirinya menuturkan bahwa pihaknya tak ingin gegabah dalam upaya pembebasan Pilot Philip Mark tersebut karena cenderung akan merugikan masyarakat bahkan anak-anak.
Ia pun mengungkapkan bahwa dalam operasi ini tak ada tenggat waktu yang diharuskan oleh pihaknya untuk membebaskan Philip.
"Makanya kita usahakan secara persuasif jadi ngga ada target harus berapa hari gak ada target, kita targetnya mereka bisa dilepaskan dengan selamat dan tidak ada masyarakat yang terdampak," pungkasnya.
Sebagai informasi, Kapten Philip disandera oleh KKB setelah pesawat yang dikemudikannya dibakar di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan, Selasa, 7 Februari 2023.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.