Bijak Bermedia Sosial, Anggota DPR Ajak Masyarakat Saring Sebelum Sharing Informasi
Anggota Komisi I DPR RI Slamet Ariyadi mengatakan, bahwa hadirnya internet di satu sisi memberi peluang kepada masyarakat mendapat informatif.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Slamet Ariyadi mengatakan, bahwa hadirnya internet di satu sisi memberi peluang kepada masyarakat mendapat hal-hal yang sifatnya informatif.
Namun, di lain sisi, kemudahan ini juga diiringi dengan hal yang berisiko.
"Selain itu, data pribadi juga menjadi lebih riskan karena sering terjadi kebocoran data, penting bagi masyarakat khususnya warga internet agar tidak mudah termakan hoaks dengan menggunakan internet sebijak mungkin, dengan melakukan saring sebelum sharing informasi," katanya pada acara webinar Ngobrol Bareng Legislator, Sabtu (8/4/2023).
Untuk diketahui, penetrasi internet di Indonesia begitu tinggi.
Menurut data We Are Social 2021 tercatat sebanyak 73,3 persen masyarakat merupakan pengguna internet.
Namun, di balik tingginya persentase ini, ada kekhawatiran penyebaran hoaks kian mudah dikarenakan banyak orang mempunyai kecenderungan tidak memverifikasi dan langsung percaya informasi yang baru didapat.
Hal inilah yang memungkinkan informasi bohong, fitnah, dan sebagainya, dibagikan dengan mudah.
Saat ini, era di mana seakan jempol bisa bergerak lebih cepat daripada pikiran. Adanya keinginan untuk mendapat informasi dan membagikannya lebih awal bisa mengalahkan logika.
Sementara itu, Ketua IKA FISIB Universitas Trunojoyo Madura (UTM) sekaligus Sekretaris MWCNU Kecamatan Gempol, Misdar Mahfudz mengatakan bahwa dalam menggunakan media sosial harus dilakukan dengan sebijak mungkin.
"Dalam penggunaan medsos postinglah hal yang penting, bukan yang penting posting, kita harus menyaring informasi sebelum menshare ke media sosial dan menjunjung tinggi etika dalam berkomunikasi," ujarnya.
Gladys Dewantari selaku Digital Marketing Specialist mengatakan bahwa dalam bermedia sosial, masyarakat harus bisa memfilter informasi yang masuk dan mengecek kembali validitas dari informasi tersebut.
Selain itu harus dipirkan kembali apa dampak positif dan negatifnya ketika menyeberkan informasi yang kita terima.
Baca juga: Kerap Menjadi Obyek Konten Digital, Komisi I DPR: Perempuan Harus Kritis
“Saat mendapatkan berita, pastikan berita ini benar atau tidak, apabila tidak, jangan disebar. Apabila benar, dipikirkan lagi manfaatnya jika disebar," tandasnya.