Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Berkaca dari Pria India, Jamur Tanaman Ancam Manusia di Masa Depan, Pakar: Berpotensi Menjadi Wabah

Dunia dibuat gempar karena seorang pria di India berusia 61 tahun menjadi orang pertama di dunia yang terinfeksi jamur chondrostereum purpureum.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Berkaca dari Pria India, Jamur Tanaman Ancam Manusia di Masa Depan, Pakar: Berpotensi Menjadi Wabah
Nature Spot
Jamur chondrostereum purpureum bisa menginfeksi manusia. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Baru-baru ini dunia dibuat gempar karena seorang pria di India berusia 61 tahun menjadi orang pertama di dunia yang terinfeksi jamur chondrostereum purpureum.

Jamur chondrostereum purpureum biasanya hanya menyerang tanaman dan menyebabkan penyakit silver leaf atau daun perak pada flora, paling sering pada spesies mawar. 

Terkait hal ini, Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global Dicky Budiman berikan beberapa catatan. 

Menurutnya, kemunculan kasus ini perlu menjadi alarm untuk lebih waspada. 

"Adanya kasus ini membuat kita semakin waspada. Karena infeksi dari jamur ini semakin besar mengancam manusia di masa depan. Termasuk berpotensi menjadi wabah berikut," ungkap Dicky pada Tribunnews, Selasa (11/4/2023). 

Dicky mengungkapkan jika pandemi tidak hanya dipicu oleh virus dan bakteri saja. 

Baca juga: India Temukan Kasus Pertama Manusia Terinfeksi Jamur Tanaman, Pasien Ahli Mikologi Berusia 61 Tahun

Berita Rekomendasi

Tapi jamur pun bisa memicu terjadinya kemunculan pandemi.

"Karena kekhawatiran saya, bahwa ancaman wabah berikut, pandemi itu tidak hanya virus, bakteri, tapi terutama jamur ini," katanya lagi. 

Selain itu, melihat bahwa jamur bisa menginfeksi dalam bentuk spora.

"Ini kan spora yang terhirup, yang akhirnya terhirup dan menginfeksi saluran nafas orang India yang berusia 61 tahun. Nah, yang perlu menjadi perhatian, saya kita perlu riset lebih jauh," paparnya lagi. 

Catatan lain yang perlu diperhatikan adalah masih sedikit sekali treatment untuk infeksi jamur yang tersedia.

Selain itu peningkatan suhu yang disebabkan oleh perubahan iklim perlu jadi kewaspadaan bagi masyarakat.

Karena, pemanasan global di bumi akan memungkinkan jamur bisa beradaptasi lebih mudah untuk bertahan di tubuh manusia. 

"Dan infeksi jamur yang ada ini akan lebih mudah menyebar ke daerah yang lain baru. Ini yang menjadi catatan dalam kasus ini," pungkasnya. 
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas