3 Khutbah Jumat Lailatul Qadar, Dalam Rangka Menyambut 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan
Simak 3 Khutbah Jumat Lailatul Qadar, dalam rangka menyambut 10 hari terakhir bulan Ramadhan, Khotib Sholat Jumat memberikan Khutbah Jumat.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Suci BangunDS
Lailatul qadar diturunkan oleh Allah satu kali dalam satu tahun di bulan Ramaḍan.
Imam Syafi‟i berpendapat sebagaimana dikutip oleh Syaikh Zakariyya al-Anshari dalam Fath al-Wahhab bahwa lailatul qadar kemungkinan besar terjadi pada malam 21 atau malam 23 Ramaḍan.
Namun berdasarkan banyak riwayat, ada yang mengatakan tanggal; 17, 20, 21, 23, 25, 27, dan 29 bulan Ramaḍan. Ini mengandung pesan sangat penting bagi kaum muslim agar ikhtiar dengan sungguh-sungguh pada semua malam Ramaḍan, dan terutama pada sepuluh malam terakhirnya untuk jihad amal ṣalih fi riḍaillah.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw:
“Dari Aisyah ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: „Carilah lailatul qadar itu dalam malam sepuluh hari terakhir dari bulan Ramaḍan.” (Muttafaq „alaih)
Syaikh Abu Sa'id Al-Khudri berkata; bahwa Rasulullah Saw. melakukan i'tikaf di malam-malam sepuluh pertama bulan Ramaḍan, dan kami pun ikut i'tikaf bersamanya.
Lalu datanglah Jibril dan mengatakan kepadanya, "Sesungguhnya yang engkau cari berada di depanmu."
Maka Nabi Saw. melakukan i'tikaf pada malam-malam pertengahan (sepuluh kedua) bulan Ramadan, dan kami ikut beri'tikaf bersamanya.
Oleh karena itu jika kita ingin menjemputnya, perbanyaklah amalan ibadah di bulan Ramaḍan; berpuasa di siang hari dan taqarrub illah di malam hari, baik di malam yang ada lailatul qadarnya maupun pada malam-malam yang tidak ada lailaul qadarnya dengan cara memperbayak; ṣalat malam (qiyamul lail), i‟tikaf, żikir, tadarus al-Qur‟an, dan sejenisnya disertai banyak do‟a, di antaranya:
“Dari Sayyidah Aisyah ra. Ia bercerita, Ia pernah bertanya, „Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika aku mengerti sebuah malam itu adalah lailatul qadar. Apa doa yang harus kubaca? Rasulullah Saw. menjawab, bacalah; Allāhumma innaka afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annī, (Ya Allah, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang mohon ampun, maka ampunilah aku) (HR . Lima Imam Hadits kecuali Imam Abu Dawud. Hadits ini diakui ṣahih oleh Imam A-Tirmidzi dan Al-Hakim).
Ada pula hadits riwayat Imam At-Tirmidzi:
“Dari Sayyidah Aisyah ra, Ia bercerita, Ia pernah bertanya, „Wahai Rasulullah, jika aku kedapatan menjumpai lailatul qadar, apa doa yang harus kubaca?‟ Rasulullah Saw menjawab; Bacalah, Allāhumma innaka afuwwun karīmun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annī. (HR At-Tirmidzi).
Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab dalam karyanya Membumikan Al-Qur‟an (1999) menjelaskan, bahwa Nabi Muhammad Saw. melakukan i‟tikaf pada sepuluh hari dan malam terakhir bulan puasa.
Di sanalah Beliau bertadarus dan merenung sambil berdoa.
Salah satu doa yang paling sering beliau baca dan hayati maknanya adalah:
(Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka).